Pendahuluan
Banyak angkatan muda islam yang tidak mengenal Hasan Al-Banna dengan fikrah (pemikiran) dan dakwahnya. Padahal mereka seharusnya mengenal dan kita seharusnya mengenalkannya. Apalagi di tengah kaum muslimin saat ini tidak ada fikrah yang representatif-jika mereka ingin mengambilnya sebagai titik tolak yang benar-kecuali milik Hasan Al-Banna. Selain itu banyak orang yang sengaja mengaburkan gambaran tentang Hasan Al-Banna di mata generasi muda islam. Maksudnya tidak lain agar mereka tidak bisa menempuh jalan yang benar sebagaimana beliau gariskan.
Di pihak lain, kini muncul di mana-mana aliran pemikiran sakit yang menghendaki terasingnya fikrah dan dakwah Hasan Al-Banna. Karena itulah mereka-dan yang lainnya-harus mengerti bahwa gerakan islam yang tidak bertolak dari fikrah Hasan Al-Banna adalah terbukti cacat. Rasanya mustahil kita membangun aktivitas yang lengkap dan komprehensif untuk berkhidmat kepada islam tanpanya. Selain itu banyak serangan membabi buta yang ditujukan kepada sebagian fikrah yang dilontarkan oleh Imam Hasan Al-Banna. Banyak sudah orang tergelincir karenanya, terutama mereka yang diberi anugerah oleh Allah berupa keluasan cara pandang, sebagaimana yang telah dianugerahkan Allah kepada Hasan Al-Banna. Hal itulah yang mengharuskan murid-muridnya dan orang-orang yang komitmen dengannya untuk menulis dan menjelaskan fikrah ini dengan mengemukakan argumentasinya.
Titik tolak untuk mewujudkan shaf yang mampu mencapai tujuan adalah dengan tersedianya individu yang mengetahui tujuan sekaligus cara-cara mencapainya secara jelas, juga kemampuan menyesuaikan diri dengan shaf. Risalah ta’lim yang merupakan peninggalan Hasan Al-Banna berupa ijtihad beliau memberi semua ini, merinci segala sesuatu yang diperlukan oleh setiap pribadi muslim dewasa ini, agar tidak mengulangi kesalahan-kesalahan masa lalu, di samping menjelaskan petunjuk-petunjuk untuk meniti masa depan.
Risalah ta’lim berisi dua bagian yaitu rukun-rukun bai’at dan kewajiban-kewajiban seorang mujahid. Hasan Al-Banna sadar bahwa islam memerlukan suatu kelompok tertentu. Untuk tujuan itulah beliau membuat peringkat-peringkat keterikatannya kepada dakwah. Keanggotaan Ikhwan memiliki beberapa peringkat yakni muntasib, musa’id, ‘amil, mujahid, naqib, naib, dan lain-lainnya. Risalah ini ditujukan kepada peringkat mujahid, dengan maksud agar dapat membangkitkan cita-cita umat islam, dan pada saat yang sama, dapat mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam jihad. Risalah ta’lim pada dasarnya merupakan sebuah risalah yang pembahasannya menitikberatkan pada aspek takwiniyah (pembentukan) terhadap individu secara komprehensif agar segala sesuatu menjadi jelas baginya.
Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 2
Hasan Al-Banna Peletak Teori Gerakan Islam Kontemporer
Perumusan teori gerakan islam kontemporer harus dipertimbangkan berdasarkan tempat, masa dan kapabilitas peletaknya Kenyataan menunjukkan bahwa tidak seorangpun manusia masa kini yang memiliki sejumlah sifat sebagaimana yang dimiliki oleh Hasan Al-Banna. Sehingga tidak berlebihan jika dikatakan bahwa beliaulah satu-satunya orang yang patut merumuskan teori gerakan islam kontemporer ini. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti penyematan sifat kema’shuman kepadanya.
Hasan Al-Banna hadir di saat kaum muslimin dalam keadaan tidak menentu. Walaupun mereka berjuang, namun hasil perjuangannya tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Fikrah Hasan Al-Banna adalah fikrah yang syamil (komprehensif), yang memenuhi seluruh kebutuhan kita, dan mengandung gagasan yang dapat memenuhi kebutuhan masa kini, dan dapat pula mengantarkan pada kemenangan islam secara total dengan izin Allah. Barangsiapa yang mengamati realitas kaum muslimin kini, niscaya ia akan mendapati bahwa kapan pun dan di mana pun ide Hasan Al-Banna hadir, di situ muncul dinamika islam dan kaum muslimin. Sebaliknya, pada ketiadaannya kita akan menyaksikan mentalitas yang hina dan tunduk pasrah kepada kekuatan internasional yang kafir, di samping kekuatan regional yang zhalim.
Meskipun Hasan Al-Banna adalah satu-satunya tokoh yang kredibel untuk mengemukakan pandangan dan teori amal islami-berkat anugerah Allah swt-dakwah yang ditegakkannya memiliki mata rantai sejarahnya, di mana jika mata rantai itu saling berselisih, maka terjadilah kerusakan dalam dakwah. Bahaya paling besar yang dihadapi oleh dakwah dan jamaah ini adalah pewarisan yang cacat dan penisbatan diri-yang tidak benar-kepada Hasan Al-Banna.
Jamaah yang didirikan oleh Hasan Al-Banna sesungguhnya mampu mengakomodasi seluruh kepentingan kaum muslimin. Tidak seorang muslim pun yang tidak merasakan bahwa dalam jamaah terdapat segala hal yang diimpikannya. Dengan demikian, seluruh kebaikan telah terkumpul dalam tubuh jamaah dan telah pula membersihkan dirinya dari segala noda yang mengotorinya selama ini.
Jika kita dapat memenuhi kesempurnaan kita, maka kita akan menjadi saksi bagi makhluk Allah dalam urusan agamanya juga saksi bagi seluruh kaum muslimin yang kita seru. Jalan satu-satunya untuk memperjuangkan ini emua adalah jalan yang dirintis dan ditempuh oleh Ustad Hasan Al-Banna.
Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 3
Kunci Memahami Dakwah Ikhwanul Muslimin
Salah satu prinsip dasar yang tidak boleh diabaikan seorang muslim adalah bahwa umat islam harus mempunyai jamaah dan imam. Kewajiban utama setiap muslim adalah memberikan kesetiannya pada jamaah dan imamnya. Inilah kunci pertama untuk memahami persoalan Ikhwanul Muslimin. Untuk masa sekarang agaknya hanya Ikhwanul Muslimin yang telah memenuhi syarat-syarat itu, karena jamaah islamiyah adalah jamaah yang mempunyai pemimpin yang lurus, yang lahir dari rahim shaf yang lurus pula, dan dibidani oleh sistem syura yang islami. Memiliki ciri-ciri kislaman sejati tanpa tambahan sifat lainnya. Berikap kritis, mengembangkan, dan mempelopori kebaikan di bawah naungan sifat-sifat itu. Aktif menegakkan islam secara total dalam segala lingkup, memahami islam secara baik dan komitmen penuh dengan mengikuti cara-cara yang dipraktekkan oleh Rasulullah saw dan para sahabatnya.
Karena Hukum islam tidak akan terlaksana kecuali dengan adaanya jamaah, sementara Ikhwanul Muslimin telah bekerja untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut, maka hal ini menunjukkan bahwa keberadaan dan tegaknya Ikhwanul Muslimin merupakan salah satu tuntutan yang harus diperjuangkan. Ini kunci kedua untuk memahami dakwah Ikhwanul Muslimin.
Kunci ketiga dari dakwah Ikhwanul Muslimin adalah bahwa Ikhwanul Muslimin merupakan simbol bagi berkiprahnya panji politik islam di banyak wilayah islam. Ikhawnul Muslimin telah mengibarkan kembali panji-panji perjuangan untuk menegakkan sistem politik islam.
Reformasi islam adalah trade mark Ikhwanul Muslimin yang pertama. Pembaharuan dan paham zaman menjadi kata kunci untuk mengetahui dakwah pokok Ikhwanul Muslimin. Yang masuk dalam dakwah antara lain :
1. Gerakan menghidupkan islam sesuai yang telah diwariskan oleh Rasulullah saw, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah, yang menuntut penghidupan ilmu, amal, situasi ahati, jiwa, dan ruhani
2. Proses menghidupkan islam menyangkut hal-hal :
♦ Fiqih dusturi (fiqih negara) dan memformat kehidupan islam dengannya
♦ Fiqih an-niqabah (sistem perserikatan dagang)
♦ Qawanin (undang-undang)
♦ Sistem rumah tangga islami
♦ Mengembalikan dinamika kehidupan umat islam
3. Menghidupkan sistem nilai islam secara global dan sektoral
Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 4
Prinsip umum dari dakwah Ikhwanul Muslimin adalah :
1. Ikhwanul Muslimin yang merupakan hizbullah (partai Allah) memiliki tujuanm sarana, undang-undang, khithah, dan berbagai atuan lainnya, yang disandarkan pada islam, komitmen pada islam, dam islam sebagai titik tolak (An-Nahl : 89)
2. Ikhwan adalah jamaah yang masuk ke dalam syariat islam. Pendapat yang beragam terhadap satu persoalan menjadikan daulah islam berhadapan dengan berbagai pilihan, yang dapat disesuaikan dengan waktu dan tempat. Ikhwan pada hakekatnya menegakkan komitmen kepada islam sekaligus mengakomodasi kepentingan zaman dengan jangkauan operasional seluas mungkin.
3. Memelihara opini umum baik di tingkat regional, nasional, maupun internasional, pada hal-hal yang tidak bertentangan dengan syariat islam dan dalam batas-batas yang tidak mengakibatkan ternodainya.
4. Hal-hal yang dijadikan pegangan oleh Ikhwanul Muslimin adalah :
♦ Dibenarkan oleh syariat
♦ Harus sebanding dengan senjata musuh dan dapat mencapai tujuan
5. Prinsip politik luar negeri Ikhwan adalah prinsip maslahah dengan maslahah dan pergaulan adil sama adil
6. Setiap wilayah hendaknya memiliki undang-undang, institusi, dan persoalannya sendiri yang ditetapkan berdasarkan ushul fiqih sesuai wilayah yang bersangkutan, namun semua wilayah pemerintahan islam harus tunuk pada satu kekuasaan Amirul mukminin dan seluruh perangkat pemerintah pusat dalam perspektif undang-undang yang berlaku
7. Ada hukum yang dapat berubah mengikuti perubahan masa, akan tetapi perubahan ini berkaitan dengan kaidah-kaidah perubahan dalam perspektif islam
Hal-hal yang perlu diketahui sebagai anggota ikhwanul muslimin adalah :
1. Memahami permasalah dakwah kita, mendakwahkannya, serta mentarbiyah dan menarik perhatian orang untuk mendukungnya
2. Cara dakwah harus dapat menyentuh pembicaraan tentang ruh, jiwa, hati, serta nilai-nilai islam yang dapat dicapai. Memahami bekal perjalanan, prinip-prinsip langkah, dan kendala-kendala mendadak yang mungkin muncul di tengah perjalanan dakwah
3. Memahami kapasitas intelektual orang yang kita dakwahi.
Inilah ringkasan sebagian dari kunci untuk memahami Ikhwanul Muslimin dan dakwahnya, serat masalah-masalah yang dihadapi. Ini adalah pengantar terhadap Risalah Ta’lim agar kita mengetahui kedudukannya dalam dakwah Ikhwan dan kpentingannya dalam amal islami masa kini.
Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 5
KEWAJIBAN-KEWAJIBAN SEORANG MUJAHID
Hasan Al-Banna berkata, “Imanmu kepada bai’at ini mengharuskanmu menunaikan kewajiban-kewajiban berikut, sehingga engkau menjadi ‘batu bata’ yang kuat bagi bangunan.”
• Wajib dalam hal ini berarti segala bentuk komitmen dakwah yang dituntut oleh gerakan islam masa kini.
• Kewajiban ini telah mencakup semua sisi kepribadian seorang akh mujahid
• Kewajiban-kewajiban yang berjumlah empat puluh ini adalah muatan operasional bai’at terhadap sepuluh rukun bai’at ini
Kewajiban Pertama
Hasan Al-Banna berkata, “Hendaklah engkau memiliki wirid harian dari kitabullah tidak kurang dari satu juz. Usahakan untuk mengkhatamkan Al-Qur’an dalam waktu tidak lebih dari sebulan dan tidak kurang dari tiga hari.”
• Mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu bulan atau seminggu, karena dalam diri seorang mujahid ada hak-hak lain yang harus ditunaikan , sekaligus akan mendapat pahala penghayatannya
• Al-Qur’an mengandung santapan dan pengobatan hati manusia
• Jika tidak memiliki waktu cukup untuk membaca Al-Qur’an, maka usahakan menentukan waktu beberapa hari dalam sebulan untuk melakukannya
Kewajiban Kedua
Hasan Al-Banna berkata, “Hendaknya engkau membaca Al-Qur’an dengan baik, memperhatikannya dengan seksama, dan merenungkan artinya.”
• Memperbaiki bacaan Al-Qur’an dengan mempelajari ilmu tajwid
• Menghayati makna Al-Qur’an
• Mendengarkan bacaannya dengan khusyuk dan memperhatikannya dengan serius
Kewajiban Ketiga
Ustadz Hasan Al-Bann berkata, “Hendaklah engkau mengkaji Sirah Nabi dan sejarah para generasi salaf sesuai dengan waktu yang tersedia. Buku yang dirasai mencukupi kebutuhan ini minimal adalah buku Hummatul Islam. Hendaklah engkau juga banyak membaca hadist Rasulullah saw, minimal hafal empat puluh hadist; ditekankan untuk menghafal Al-Arba’in An-Nawawiyah. Hendaklah engkau juga mengkaji risalah tentang pokok-pokok akidah dan cabang-cabang fiqih.”
• Membaca sirah nabi untuk menuju kedudukan sebagai teladan yang utama
• Melakukan kajian terhadap ilmu dasar aqidah melalui buku-buku ahlus sunah wal jamaah
• Pendalaman berbagai ilmu termasuk mempelajari satu kitab tentang fiqih dalam madzhab seorang imam Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 6
Kewajiban Keempat
Hasan Al-Banna berkata, “Hendaklah engkau bersegera melakukan general check up secara berkala atau berobat, begitu penyakit terasa mengenaimu. Di samping itu perhatikanlah faktor-faktor penyebab kekuatan dan perlindungan tubuh, serta hindarilah faktor-faktor penyebab lemahnya kesehatan.”
• Melakukan general check up dan berobat bila terkena penyakit
• Mengontrol secara ketat makanan dan minuman yang dikonsumsi dan olahraga harian
• Memperhatikan hal-hal yang dapat melemahkan dan mengganggu kesehatan tubuh
• Memelihara tubuh agar dapat digunakan untuk kebaikan
Kewajiban Kelima
Hasan Al-Banna berkata, “Hendaklah engkau menjauhi sikap berlebihan dalam mengkonsumsi kopi, teh, dan minuman perangsang semisalnya. Janganlah engkau meminumnya kecuali dalam keadaan darurat dan hendaklah engkau menghindarkan diri sama sekali dari rokok.”
Kewajiban Keenam
Hasan Al-Banna berkata, “Hendaklah engkau perhatikan urusan kebersihan dalam segal hal menyangkut tempat tinggal, pakaian, makanan, badan, dan tempat kerja, karena agama ini dibangun atas dasar kebersihan.”
Kewajiban Ketujuh
Hasan Al-Banna berkata, “Hendaklah engkau jujur dalam berkata dan jangan sekali-kali berdusta.”
• Menjadi orang yang jujur
• Perkecualian untuk jujur yang membawa mudharat
Kewajiban Kedelapan
Hasan Al-Banna berkata, “Hendaklah engkau menepati janji; janganlah mengingkarinya, bagaimanapun kondisi yang engkau hadapi.”
Kewajiban Kesembilan
Hasan Al-Banna berkata, “Hendaklah engkau menjadi seorang yang pemberani dan tahan uji. Keberanian yang paling utama adalah terus terang dalam mengatakan kebenaran, ketahanan menyimpan rahasia, berani mengakui kesalahan, adil terhadap diri sendiri, dan dapat menguasainya dalam keadaan marah sekalipun.”
Kewajiban Kesepuluh
Ustad Hasan Al-Banna berkata, “Hendaklah engkau senantiasa bersikap tenang dan terkesan serius. Namun janganlah keseriusan itu menghalangimu dari canda yang benar, senyum dan tawa.”
Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 7
TAHAPAN – TAHAPAN DAKWAH
Dalam Risalah Ta’lim, Hasan Al Banna mengatakan,”Tahapan dakwah ada tiga macam” :
1. Ta’arif
Dalam tahapan ini dakwah dilakukan dengan menyebarkan fikrah Islam di tengah masyarakat. Sistem dakwah untuk tahapan ini adalah sistem kelembagaan. Urgensinya adalah kerja sosial bagi kepentingan umum, sedangkan medianya adalah nasehat dan bimbingan sekali waktu, serta membangun berbagai tempat yang berguna di waktu yang lain, juga berbagai media aktivitas lainnya.
2. Takwin
Dalam tahapan ini dakwah ditegakkan dengan melakukan seleksi terhadap anasir politik untuk memikul beban jihad dan untuk menghimpun bagian yang ada. Sistem dakwah pada tahapan ini bersifat tasawuf murni dalam tataran ruhani dan bersifat militer dalam tataran operasional. Slogan kedua aspek ini “perintah dan taat dengan tanpa keraguan.”
3. Tanfidz
Dakwah dalam tahapan ini adalah jihad tanpa kenal sikap plin-plan, kerja terus menerus untuk menggapai tujuan akhir, dan kesiapan menanggung cobaan dan ujian yang tidak mungkin bersabar atasnya kecuali orang-orang yang tulus.
Agar ketiga tahapan ini sukses maka kita harus memiliki tiga perangkat, yakni : perangkat ta’rif, perangkat takwin, dan perangkat tanfidz. Setiap perangkat memiliki manhaj, perencanaan, metode dan kecakapan.
Bentuk – Bentuk Kegiatan
Bentuk pertama
Seluruh unsur jamaah berkonsentrasi melakukan kegiatan ta’rif melalui ceramah-ceramah halaqah, penyebaran buku dan penjelasan. Pada bentuk ini menuntut adanya kepemimpinan yang kapabel dalam menata kegiatan ta’rif secara utuh dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk tahapan berikutnya.
Bentuk kedua
Seluruh unsur jamaah di saat yang sama berkonsentrasi melakukan ta’rif dengan sarana-sarananya, takwin dengan sarana-sarananya, dan tanfidz dengan sarana-sarananya Pemimpin harus pandai meletakkan persoalan pada tempatnya.
Bentuk ketiga
Seluruh unsur jamaah secara serentak bergerak di tahapan ta’rif, lalu berpindah secara serentak untuk melakukan takwin terhadap unsur-unsur yang dihasilkan dari tahapan sebelumnya, lalu bergerak secara serentak pula menuju tanfidz
Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 8
Bentuk keempat
Jamaah hanya memusatkan kegiatan pada ta’rif dan takwin pada saat yang bersamaan. Pemimpin mempersiapkan langkah tanfidz dan kajian berbagai kemungkinan.
Bentuk kelima
Ta’rif, takwin, tanfidz dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan diawasi oleh suatu unit tersendiri. Bentuk ini menuntut setiap personil memiliki kemampuan melakukan ta’rif, takwin, dan tanfidz.
Beberapa Pendapat Tentang Ta’rif, Takwin, dan Tanfidz
Sejauh mana kadar ketepatan kita memilih bagi setiap persoalan, sejauh itulah kesempurnaan perjalanan yang kita tempuh. Persoalan-persoalan itu ada tiga :
1. Kematangan teori tentang ta’rif, takwin, dan tanfidz
2. Adanya pribadi-pribadi yang matang dalam tiga tahapan ini
3. Adanya perangkat yang matang dalam tiga tahapan ini
Apakah Ta’rif, Takwin, dan Tanfidz Itu ?
Tentang ta’rif, Hasan Al Banna mengatakan, “Ta’rif terlaksana dengan menyampaikan dakwah kepada semua orang. Beliau juga mengatakan tentang tahapan ini.” Tahapan seruan, pengenalan, penyebaran fikrah, dan menyampaikannya kepada seluruh lapisan masyarakat’
Tentang takwin, Hasan Al Banna mengatakan, “Takwin ini memilih unsur-unsur yang baik untuk mengemban beban jihad, dan memadukannya antara yang satu dengan yang lain.” Ia mengatakan juga, “kemudian tahapan takwin, menyeleksi pendukung, mempersiapkan pasukan, dan memobilisasi shaf dari kalangan para mad’u”.
Tentang tanfidz, Hasan al Banna mengatakan, “Dakwah di era tanfidz, adalah jihad yang tiada ragu dan perjuangan yang terus menerus untuk meraih cita-cita. Beliau juga mengatakan tahapan tanfidz adalah tahapan aksi dan produksi. Tanfidz ada dua macam, yakni tanfidz yaumi (pelaksanaan harian) dan tanfidz syamil (pelaksanaan total).
Integralitas Antara Ta’rif, Takwin, dan Tanfidz
Setiap tahapan harus menjadi penyempurna bagi tahapan sebelumnya, dan standar kesempurnaannya haruslah transparan. Dengan ilmu dan keahlian itulah seseorang mendapatkan statusnya sebagai naqib atau naib. Boleh jadi, dengan wawasan keislaman yang minimal seseorang dapat direkomendasikan untuk memegang tugas takqin, atau dengan wawasan ketakwinan minimal ia diajukan untuk mengurus kegiatan tanfidz. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa setiap tahapan membutuhkan tahapan sebelumnya dan setiap tahapan menjadi pelayan bagi tahapan berikutnya.
Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 9
Penjelasan Tambahan
Pertama:
Yang dimaksud dengan ta’rif adalah memperkenalkan islam secara umum kepada orang baik secara ilmiah maupun praktis. Adapun yang dimaksud dengan takwin adalah mentarbiyah orang dengan standar keanggotaan dalam jamaah untuk memainkan perannya yang optimal bagi pelayanan islam. Tanfidz yang tidak tegak di atas pondasi ta’rif dan takwin, akan berakhir dengan kegagalan oleh sebab-sebab berikut :
1. Perangkat tanfidz akan termasuk unsur yang sebenarnya tidak layak diberi kepercayaan
2. Pelaksanaan tanfidz masa sekarang memerlukan kecerdasan dan ketrampilan yang tinggi
3. Perangkat ta’rif dan takwinlah yang dapat senantiasa mensuplai sumber daya manusia untuk menunaikan tugas-tugas tanfidz
4. Perangkat tanfidz jika tidak dapat menggerakkan sekelompok umat melalui perangkat ta’rif dan takwin akan gagal belaka
5. Perangkat ta’rif dan takwinlah yang dapat mempersembahkan pemecahan masalah di tubuh umat secara menyeluruh, serentak dan spontan
6. Perangkat ta’rif dan takwinlah yang mampu melakukan kontak individu dengan masyarakat
Kedua:
Secara rinci Hasan Al Banna menyebutkan bahwa enam peringkat keanggotaan dapat diringkas menjadi empat, yakni peringkat para pendukung, mujahidin, para naqib, dan para naib. Karakter untuk setiap peringkat keanggotaan adalah kadar pengetahuannya. Kadar pengetahuan minimal bagi seorang muslim adalah memahami hal-hal penting yang dilakukannya sehari-hari. Setiap muslim harus mempelajari buku yang ringkas tentang aqidah, fiqih, akhlak, cara membaca Al-quran, tajwid, dan menghafal surat-surat yang disunnahkan untuk dihafal.
Ringkasan – Membina Angkatan Mujahid 10
Rabu, 30 Oktober 2013
Sabtu, 26 Oktober 2013
Makalah DM2
PERAN
PEMUDA DALAM PERUBAHAN INDONESIA
O
L
E
H
Firman
Arsurya
KAMMI
TEKNIK
Teknik
Kimia / Teknik / Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dengan cita-cita yang tinggi serta hasrat
yang luas akan suatu kerja yang nyata Terlebih pemuda-pemuda ini sangat
diharapkan oleh keluarga, masyarakat bahkan hingga sampai pada tingkat Negara.
Sesungguhnya masyarakat manusia hari ini penuh sesak dengan pemuda-pemuda
tetapi pemuda-pemuda ini hanyalah yang kosong, hanyut dan terbiar Pada
hakikatnya usia muda seorang pemuda ialah usia yang penuh dengan tantangan jika
benar-benar dihayati. Akan tetapi banyak diantara pemuda-pemuda yang masih
belum menjalankan fungsinya dengan baik. Mungkin karena ketidaktahuan ataupun
mengikuti perkembangan zaman dengan efek negatifnya. Untuk itu perlu adanya
suatu metode ataupun pola pikir yang akan membuat pemuda-pemuda tersebut bisa
melakukan kerja dengan baik serta melakukan perubahan khususnya di Indonesia
Perumusan
Masalah
Peran pemuda dalam perubahan yang sebenarnya
Tantangan yang dihadapi untuk perubahan
Indonesia
Perubahan, suatu kata yang
sering terdengar manis. Karena implikasi dari kata perubahan itu sendiri biasa
diarahkan kepada hal-hal yang positif. Padahal perubahan juga bisa kearah yang
negatif. Perubahan merupakan cogankata yang kerap dikemukakan pada masa
mutakhir ini oleh pihak-pihak yang menggelarkan diri mereka sebagai Aliran
Revolusi. Marxisme adalah merupakan aliran yang paling menonjol sekali
mempercayai bahawa perubahan itu mesti berlaku secara kekerasan. Marx secara
terang-terangan telah mengemukakan pandangannya terhadap cara (uslub) yang
seharusnya diambil oleh gerakan Komunis dalam melakukan perubahan sosial dan mengubah
Kapitalisme. Katanya: "Tidak ada jalan bagi menggantikan Kapitalisme
dengan Sosialisme kecuali dengan revolusi."
Pada logika Islam, apabila
kita bergantung kepada pemuda, bukanlah bermakna kita melupakan peranan
orang-orang dewasa dan juga orang tua, atau memperkecil-kecilkan kedudukan
mereka seperti fahaman Korainisme di mana seorang pemimpin mereka selepas
revolusi telah menuntut supaya dihapuskan kesemua orang-orang tua supaya tidak
menjadi beban kepada negara. Pada hal ini telah nampak bahwasanya pusat
kepemimpinan ada ditangan pemuda jika ingin melahirkan sesuatu yang luar biasa
tapi perlu juga ada bimbingan dari para orang tua yang dulunya pernah muda
serta penuh dengan pengalaman. Pada diri seorang pemuda juga hendaknya
menunjukkan sikap kepahlawanan tanpa pamrih apapun. Semua itu dilakukan demi
agama dan Negara saudara yang paling dekat dari naluri kepahlawanan adalah
keberanian. Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani sejati. Tidak
akan pernah seseorang disebut pahlawan, jika ia tidak pernah membuktikan keberaniannya.
Pekerjaan-pekerjaan besar atau tantangan-tantangan besar dalam sejarah selalu
membutuhkan kadar keberanian yang sama besamya dengan pekerjaan dan tantangan
itu. Sebab, pekerjaan dan tantangan besar itu selalu menyimpan risiko. Dan, tak
ada keberanian tanpa risiko.
Para pemuda khususnya
pemuda islam hendaknya memiliki enam pegangan diantaranya
1. Agama hanya akan dapat dirasakan oleh
orang yang menegakkan dia dalam dirinya.
2. Bahagia dan sa’adah hanya akan dirasakan
oleh orang yang membela keyakinan, kebenaran dan keadilan.
3. Kemenangan dan kejayaan hakiki hanya akan
diberikan kepada para pejuang yang rela berkorban, kuat
menahankan penderitaan dan kepapaan.
4. Kesabaran dan ketahanan berjuang hanya
akan diberikan kepada Mukmin yang mendekatkan dirinya
kepada Allah s.w.t.
5. Tegaklah dengan keyakinan dan perjuangan,
kerana makna dan guna hidup terletak pada keyakinan dan
perjuangan.
6. Belajarlah menfanakan diri guna
kepentingan Cita dan Agama.
Maka, benarlah apa yang dikatakan Sayyid
Quthb,
"Orang yang hidup bagi dirinya sendiri
akan hidup
sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang
kerdil. Akan
tetapi, orang yang hidup bagi orang lain
akan hidup sebagai
orang besar dan mati sebagai orang
besar."
Adapun Karakter pemuda juga
menjadi selalu unggul dalam kekuatan spiritual mereka dan penuh semngat hidup.
Itulah yang membuat sorot mata mereka selalu tajam, di balik kelembutan sikap
mereka. Itulah yang membuat mereka selalu penuh harapan, di saat virus
keputusasaan mematikun semangat hidup orang lain. Pemuda Islam juga tidak akan
membesar-besarkan nilai perbuatan dan karya mereka jika kadsar kebaikan secara
objektif tidak ada atau sedikit. idak ada manusia yang sempurna. Memang itulah
kenyataannya. Akan tetapi, pada waktu yang sama kita juga diperintahkan untuk
berusaha menjadi sempurna. Atau, setidaknya mendekati kesempurnaan.
Inilah masalahnya. Adakah kesalahan dalam
perintah ini? Tidak! Namun, mengapa kita diperintahkan melakukan sesuatu yang
tidak mungkin menjadi kenyataan? Jawabannya adalah kesempurnaan itu relatif.
Ukuran
kesempurnaan adalah batas maksimum dari
kemampuan
setiap individu untuk berkembang. Karena,
"Allah
membebani seseorang, melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.
Bertahun
tahun Islam di buat bangga dengan kehadiran pemuda berkualitas sebagai
kader-kadernya, namun dewasa ini pemuda-pemuda Islam tampak kehilangan arah,
mengalami stagnasi kreatifitas, keluar dari rotasi fitrahnya, dan kehilangan
figur teladan dalam kehidupan. Saat ini banyak diantara pemuda kaum muslimin
terjerat virus globalisasi yang akhirnya menghilangkan sosok-sosok pemuda luar
biasa sepanjang sejarah Islam. Bahkan yang disebarluaskan adalah artis-artis
yang merupakan produk kefanaan dunia. Kehilangan sosok tauladan berakibat pada
meniru tingkah laku barat yang tidak baik dan bertabiat buruk. Mulai dari
hedonisme, hura-hura, foya-foya, pacaran, dll. Hal tersebut sangat menyedihkan
mengingat cuplikan sejarah pemuda yang begitu impresif dalam bentang sejarah
peradaban Islam dan dunia.
Peranan
pemuda dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat Indonesia sangat penting.
Terutama mahasiswa, yang merupakan manusia pilihan yang beruntung mendapatkan
pendidikan yang lebih baik dari pemuda lainnya. Beban moral sebagai kaum
intelektual yang di sandang oleh mahasiswa, mengharuskan mereka untuk
berkontribusi dalam permasalahan yang di hadapi bangsa dan negara ini.
Pertama, potensi Spiritual. Bagaimana seorang pemuda/mahasiswa apabila telah mempercayai atau meyakini sesuatu, dia akan rela mengorbankan apapun demi sesuatu yang dia yakini kebenarannya. Seperti halnya seorang muslim yang rela mengorbankan harta dan jiwanya demi berjihad di jalan Allah. Mereka berjuang dengan sepenuh hati dan jiwa.
Kedua, potensi Intelektual. Seorang
mahasiswa merupakan kaum intelektual yang mengalami proses penyempurnaan ilmu
pengetahuannya. Setidaknya selama 12 tahun dia menempuh jenjang pendidikannya
dari mulai SD hingga SMA, sehingga dia mampu melanjutkan ke jenjang tertinggi
yaitu kuliah. Oleh sebab itu respon Mahasiswa dalam menanggapi sesuatu
permasalahan akan berbeda dengan orang lain pada umumnya. Mereka akan bertindak
sesuai dengan dasar ilmu pengetahuan yang dia punya. Contohnya, ketika
menghadapi permasalahan bangsa dan negara Indonesia yang sangat kompleks mereka
akan berangkat dari pemahaman keilmuan yang mereka miliki. Begitupun, ketika
mahasiswa menyuarakan kebenaran khususnya kepada penguasa yang dzalim, mereka
tidak akan sembarangan memberikan respon akan kedzaliman yang ada di depan
mereka tanpa pemahaman yang mumpuni. Daya analisis yang kuat didukung dengan
spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisan mereka berbasis
intelektual karena didukung pisau analisis yang tajam.
Ketiga, potensi emosional. Seorang mahasiswa berada dalam kondisi emosi yang belum sempurna. Terkadang respon mahasiswa terlihat berlebihan dalam menghadapi permasalahan. Tetapi hal seperti itu, bagi penulis merupakan hal yang biasa. Bahkan itu merupakan pembeda dari seorang mahasiswa /pemuda dengan orang tua dan anak-anak. Khususnya ketika seorang mahasiswa mengetahui ada sesuatu penyimpangan atau bahasa pergerakan mahasiswa muslim di sebutnya kedzoliman, respon emosi mahasiswa cenderung akan cepat naik. Keberanian dan semangat yang senantiasa bertalu-talu dalam dada berjumpa dengan jiwa muda sang mahasiswa. Dengan kemauan yang keras dan semangat yang membara mereka akan mampu menentang arus zaman dan mampu membelokan arah sejarah sesuai dengan kebenaran yang mereka yakini. Sifat semangat dan kemauan yang keras dari mahasiswa dalam memperjuangkan sesuatu yang mereka yakini kebenarannya akan dapat menular ke dalam jiwa bangsa, yang sudah cukup lama tertidur dari sifat asli bangsa.
Tidak sedikit tantangan yang akan
dihadapi oleh pemuda – pemuda islam di zaman sekarang khususnya di Indonesia
ini diantaranya banyak budaya-budaya atau kebiasaan yang melemahkan semangat
para pemuda untuk perubahan. Untuk itu mari saling memperbaiki diri hingga
Indonesia.
LITERATUR
Generasi
Muda dan Perubahan ( Fathi
Yakan)
Mencari
Pahlawan Indonesia ( Anis Matta )
Usrah
dan Dakwah (
Hasan Al Banna)
PERANCANGAN PRODUK
Masalah
Suatu
pabrik besar yang membuat kopi instan menghasilkan 20.000 ton (berat kering)
limbah per tahun. Limbah adalah biji kopi gilingan yang sudah digunakan dan
terutama terdiri dari bahan serat (selulosa, lignin,dsbnya) dan minyak yang
tidak larut. Pembuat kopi bermaksud mengevaluasi alternatif yang ramah
lingkungan daripada dibuang ke landfill seperti saat ini. Alternatif tersebut
telah dikerucutkan menjadi 3:
1. Insinerasi
untuk menghasilkan energi (pabrik menggunakan steam yang sangat banyak).
2. Perlakuan
anaerobik untuk menghasilkan metana.
3. Gasifikasi
dilanjutkan dengan Fischer Tropsch untuk menghasilkan hidrokarbon.
Limbah Kopi
Dalam
proses pengolahan biji kopi dihasilkan produk utama (berupa bubuk kopi instan)
dan produk samping (yang disebut limbah kopi). Limbah kopi yang dihasilkan ada
dua yaitu limbah cair dan limbah padat.
Limbah Cair Kopi
Limbah cair proses pengolahan kopi terutama
dihasilkan dari proses pengupasan dan pencucian.
Limbah cair proses pengupasan
diperkirakan mengandung komponen-komponen kimia yang berasal dari kulit, daging
buah dan lendir. Perlakuan minimisasi air pada proses pengolahan kopi bertujuan
untuk meminimumkan volume limbah cair yang dihasilkan. Akan tetapi diperkirakan
mempengaruhi tingkat konsentrasi limbah cair yang dihasilkan. Analisis kualitas
limbah cair hasil perlakuan minimisasi air diperlukan untuk menentukan
penanganan yang tepat agar limbah tidak mencemari lingkungan. Limbah cair
proses pengolahan kopi terutama dihasilkan dari proses pengupasan dan
pencucian. Adapun aliran limbah cair kopi tersebut tidak konstan dengan beban
pencemaran cenderung seragam. Proses pengolahan kopi yang kontinyu tergantung
pada aliran air proses pengupasan (pulping) dan pencucian (washing).
Hasil analisis parameter limbah cair disajikan pada tabel 1.
Tabel
1. Hasil analisis limbah cair perlakuan minimisasi air pengolahan kopi
Limbah cair proses pengupasan dan pencucian
memiliki karakteristik yang tidak jauh berbeda, terutama mengandung padatan
tersuspensi yang berasal dari komponen organik dan anorganik. Limbah cair
proses pengupasan terutama mengandung gula fermentasi, sedangkan limbah cair
proses pencucian lebih kental karena kandungan lendir. Kandungan lendir yang
terdegradasi selama fermentasi ini menyebabkan nilai pH limbah cair pencucian
lebih asam dibandingkan tahap pengupasan. Adapun komponen lain dari air proses
pengupasan adalah asam dan kimia toksik seperti polifenol (tannin dan kafein).
Tabel
2. Perbandingan Karakteristik Limbah Cair Proses Pengolahan Kopi
Limbah cair proses pengolahan kopi
berwarna coklat terutama berasal dari komponen flavonoid kulit buah pada saat
pengupasan. Limbah cair kopi selain berbau tidak sedap, juga akan berubah warna
menjadi hitam beberapa saat kemudian. Flavonoid umum ditemui pada buah-buahan
berwarna lainnya seperti anggur. Menurut Selvamurugan et al. (2010),
warna buah ini sebenarnya merupakan prekursor bagi terbentuknya warna coklat
humus seperti air rawa yang tidak berbahaya bagi spesies akuatik karena tidak
menyebabkan peningkatan nilai BOD ataupun COD. Akan tetapi warna coklat yang
gelap ini dapat berdampak negatif terhadap proses fotosintesis dan transformasi
nutrien pada tanaman air selain menurunkan nilai estetika.
Gambar
1 Lapisan Padatan Limbah Cair Pengolahan Kopi
Tingginya nilai COD dan BOD pada limbah
cair pengolahan kopi terutama pada limbah cair perlakuan minimisasi menunjukkan
besarnya jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik pada
kondisi aerobik, temperatur dan waktu inkubasi yang terstandar (Novita 2012).
Limbah Padat Kopi
Proses pengupasan menghasilkan limbah
padat yang cukup besar berupa kulit dan daging buah kopi. Berdasarkan analisis
neraca massa, persentase limbah padat yang dihasilkan dari proses pengupasan
dapat mencapaikisaran 40-60%. Nilai ini menunjukkan potensi pencemaran yang
besar dari limbah padat jika tidak dimanfaatkan. Pulpa kopi jika tidak diolah
akan menimbulkan bau yang tidak sedap dan mengundang lalat maupun serangga
lainnya. Selama masa pengolahan biji kopi, limbah pulpa kopi ini akan menumpuk,
menyebabkan gangguan lingkungan seperti bau yang tidak sedap, mengundang lalat
maupun serangga lainnya. Pulpa kopi juga dapat menjadi vektor agen penyakit
ketika dibuang ke badan air dan menyebabkan pencemaran air tanah. Selain itu
drainase dari timbunan pulpa dapat mencemari sumber air di sekitarnya.
Gambar
2. Timbunan Pulpa Kopi
Melalui hasil analisis limbah padat
dapat diketahui potensi pemanfaatan limbah padat proses pengolahan kopi. Hasil
analisis komposisi limbah padat kopi dan beberapa hasil analisis yang mendukung
disajikan pada tabel 3 dan tabel 4:
Tabel
3. Komposisi Limbah Padat Pengolahan Kopi
Tabel
4. Perbandingan komposisi kimia pulpa kopi dari berbagai sumber
(Novita,
2012)
Berikut
adalah berbagai alternatif pengolah limbah kopi
1.
Insinerasi
Untuk Menghasilkan Energi (Pabrik Menggunakan Steam yang Sangat Banyak).
Insinerator
adalah tungku pembakaran untuk mengolah limbah padat, yang mengkonversi materi padat
menjadi materi gas, dan abu, (bottom ash dan fly ash). Insinerasi
merupakan proses pengolahan limbah padat dengan cara pembakaran pada
temperature lebih dari 800 oC untuk mereduksi sampah mudah terbakar (combustible)
yang sudah tidak dapat didaur ulang lagi, membunuh bakteri, virus, dan kimia
toksik.
Proses
insinerasi berlangsung melalui 3 tahap, yaitu:
1) Mengubah
air dalam sampah menjadi uap air, hasilnya limbah menjadi kering yang akan siap
terbakar.
2) Proses
pirolisis, yaitu pembakaran tidak sempurna, dimana temperatur belum terlalu
tinggi
3) Proses
pembakaran sempurna. Insinerasi dapat mengurangi berat sampah 70-80 % atau
volume 85-95 %.
Salah satu kelebihan yang dikembangkan
terus dalam teknologi terbaru dari insinerator ini adalah pemanfaatan energi.
Disamping itu sampah dapat dimusnahkan dengan cepat, terkendali dan insitu, serta
tidak memerlukan lahan yang luas seperti
halnya
proses landfill.
Di beberapa negara maju, teknologi
insinerasi sudah diterapkan dengan kapasitas besar, namun dianggap bermasalah
dalam pencemaran, merupakan sumber polusi dioxin dan logam berat, seperti
merkuri dan kadmium, arsen dan kromium di udara. Teknologi ini membutuhkan
biaya investasi, operasi dan pemeliharaan yang cukup tinggi.
Teknologi insinerasi mempunyai beberapa
sasaran, yaitu:
a.
Mengurangi-massa/volume limbah, proses oksidasi
limbah pada pembakaran temperatur tinggi dihasilkan abu, gas dan energi panas.
b.
Mendestruksi komponen berbahaya,
insinerator tidak hanya digunakan untuk membakar sampah kota (sampah rumah
tangga), namun juga digunakan untuk limbah industri (termasuk limbah B3),
limbah medis (limbah infectious). Insinerator juga dipakai untuk limbah
non padat seperti sludge dan limbah cair yang sulit terdegradasi.
c.
Pemanfaatan energi panas, insinerasi
adalah identik dengan pembakaran, yaitu dapat menghasilkan enersi yang dapat
dimanfaatkan. Faktor penting yang harus diperhatikan adalah kuantitas dan
kontinuitas limbah yang akan dipasok. Kuantitas harus cukup untuk menghasilkan
energi secara kontinu agar suplai energi tidak terputus.
(Latief,
2010)
Manfaat Teknologi
Insinerator
- Dapat
mengurangi volume limbah dengan cepat, terkendali dan insitu serta tidak
memerlukan lahan yang luas seperti proses landfill.
- Sisa
pembakaran ini relatif stabil dan tidak dapat membusuk lagi, sehingga lebih
muda penanganannya.
- Mendestruksi
komponen berbahaya.
- Menghasilkan
energi yang dapat dimanfaatkan.
(Latief,
2010)
Dampak
Penggunaan Insinerator
Insinerator merupakan sumber terbesar
polusi dioxin dan logam berat, seperti merkuri (Hg) dan kadmium (Cd) timbal
(Pb), arsen (As) dan kromium (Cr) di udara. Merkuri merupakan racun saraf yang sangat
kuat dan dapat mengganggu sistem syaraf, dan panca indera. Dioxin adalah
polutan paling berbahaya yang dihasilkan dari proses insinerator karena dapat
menyebabkan kanker, kerusakan sistem kekebalan, reproduksi, dan permasalahan dalam
pertumbuhan.
- Menghasilkan
bahan pencemaran dan mengancam kesehatan masyarakat.
-
Memberi beban finansial yang cukup
berat bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi insinerator.
-
Menguras sumber daya finansial
masyarakat setempat.
-
Memboroskan energi dan sumber daya
material.
-
Mengganggu dinamika pembangunan ekonomi
setempat.
-
Memiliki pengalaman operasional
bermasalah di negara-negara industri (Latief, 2010)
2.
Perlakuan
Anaerobik Untuk Menghasilkan Metana.
Proses pengolahan anaerobik
adalah proses pengolahan senyawa – senyawa organik yang terkandung dalam limbah
menjadi gas metana dan karbon dioksida tanpa memerlukan oksigen.
Mekanisme Rooksi Pengolahan Limbah Cair dengan
Proses Anaerobik
Penguraian senyawa organik seperti
karbohidrat, lemak dan protein yang terdapat dalam limbah cair dengan proses
anaerobik akan menghasilkan biogas yang mengandung metana (50-70%), CO2
(25-45%) dan sejumlah kecil nitrogen, hidrogen dan hidrogen sulfida.
Reaksi sederhana penguraian senyawa organik secara anaerob :
anaerob
Bahan Organik CH4 + CO2+ H2+
N2+ H2O
Mikroorganisme
Sebenarnya penguraian bahan
organik dengan proses anaerobik mempunyai reaksi yang begitu kompleks dan
mungkin terdiri dari ratusan reaksi yang masing- masing mempunyai
mikroorganisme dan enzim aktif yang berbeda.
Penguraian dengan proses
anaerobik secara umum dapat disederhanakan menjadi 2 tahap:
-
Tahap
pembentukan asam
-
Tahap pembentukan
metana
Pembentukan
metana dilakukan oleh bakteri penghasil metana yang terdiri dari sub divisi acetocalstic methane bacteria yang
menguraikan asam asetat menjadi metana dan karbon dioksida. Karbon dioksida dan
hidrogen yang terbentuk dari reaksi penguraian di atas, disintesa oleh bakteri
pembentuk metana menjadi metana dan air.
Proses
pembentukan asam dan gas metana dari suatu senyawa organik sederhana melibatkan
banyak reaksi percabangan. Mosey (1983) yang menggunakan glukosa sebagai sampel
untuk menjelaskan bagaimana peranan keempat kelompok bekteri tersebut
menguraikan senyawa ini menjadi gas metana dan karbon dioksida sebagai berikut
:
1. Asam membentuk bakteri menguraikan senyawa glukosa menjadi :
2. Bakteri Acetogenic
menguraikan asam propionat dan asam butirat menjadi :
3. Acetoclastic
methane menguraikan asam asetat
menjadi :
4. Methane
bacteria mensintesa hidrogen dan
karbondioksida menjadi :
(Manurung, 2004)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Anaerobik
Lingkungan besar pengaruhnya
pada laju pertumbuhan mikroorganisme baik pada proses aerobik maupun anaerobik.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses anaerobik antara lain: temperatur, pH,
konsentrasi substrat dan zat beracun.
1. Temperatur
Gas dapat dihasilkan jika
suhu antara 4 - 60°C dan suhu dijaga konstan. Bakteri akan menghasilkan enzim
yang lebih banyak pada temperatur optimum. Semakin tinggi temperatur reaksi
juga akan semakin cepat tetapi bakteri akan semakin berkurang. Beberapa jenis
bakteri dapat bertahan pada rentang temperatur tertentu dapat dillihat pada
tabel berikut :
Proses pembentukan metana
bekerja pada rentang temperatur 30-40°C, tapi dapat juga terjadi pada
temperatur rendah, 4°C. Laju produksi gas akan naik 100-400% untuk setiap
kenaikan temperatur 12°C pada rentang temperatur 4-65°C.
Mikroorganisme yang berjenis
thermophilic lebih sensitif terhadap perubahan temparatur daripada jenis
mesophilic. Pada temperatur 38°C, jenis mesophilic dapat bertahan pada
perubahan temperatur ± 2,8°C.
Untuk jenis thermophilic
pada suhu 49°C, perubahan suhu yang dizinkan ± 0,8°C dan pada temperatur 52°C
perubahan temperatur yang dizinkan ± O,3°C.
2. pH (keasaman)
Bakteri penghasil metana
sangat sensitif terhadap perubahan pH. Rentang pH optimum untuk jenis bakteri
penghasil metana antara 6,4 - 7,4. Bakteri yang tidak menghasilkan metana tidak
begitu sensitif terhadap perubahan pH, dan dapat bekerja pada pH antara 5
hingga 8,5.
Karena proses anaerobik
terdiri dari dua tahap yaitu tahap pambentukan asam dan tahap pembentukan
metana, maka pengaturan pH awal proses sangat penting. Tahap pembentukan asam
akan menurunkan pH awal. Jika penurunan ini cukup besar akan dapat menghambat
aktivitas mikroorganisme penghasil metana. Untuk meningkatkat pH dapat dilakukan
dengan penambahan kapur.
3. Konsentrasi Substrat
Sel mikroorganisme mengandung
Carbon, Nitrogen, Posfor dan Sulfur dengan perbandingan 100 : 10 : 1 : 1. Untuk
pertumbuhan mikroorganisme, unsur-unsur di atas harus ada pada sumber
makanannya (substart). Konsentrasi substrat dapat mempengaruhi proses kerja
mikroorganisme. Kondisi yang optimum dicapai jika jumlah mikroorganisme
sebanding dengan konsentrasi substrat.
Kandungan air dalam substart
dan homogenitas sistem juga mempengaruhi proses kerja mikroorganisme. Karena
kandungan air yang tinggi akan memudahkan proses penguraian, sedangkan
homogenitas sistem membuat kontak antar mikroorganisme dengan substrat menjadi
lebih intim.
4. Zat Baracun
Zat organik maupun
anorganik, baik yang terlarut maupun tersuspensi dapat menjadi penghambat
ataupun racun bagi pertumbuhan mikroorganisme jika terdapat pada konsentrasi
yang tinggi. Untuk logam pads umumnya sifat racun akan semakin bertambah dengan
tingginya valensi dan berat atomnya. Bakteri penghasil metana lebih sensitif
terhadap racun daripada bakteri penghasil asam (Manurung, 2004).
Manfaat
Perlakuan Anaerobik
-
Dapat
mengolah bahan organik yang lebih tinggi.
-
Dapat
mengolah senyawa organik terlarut maupun tersuspensi.
-
Produk biomassa
yang dihasilkan lebih kecil.
-
Lahan yang
digunakan lebih sempit.
-
Gas yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan bakar.
(Manurung, 2004).
Kekurangan
Perlakuan Anaerobik
-
Membutuhkan
waktu tinggal yang cukup lama untuk menghasilkan produk.
-
Sangat
sensitif terhadap perubahan temperatur.
-
Karena merupakan
proses fermentasi menggunakan bakteri, perlu diperhatikan kondisi-kondisi
fermentasi agar bakteri tetap hidup dan membantu pembentukan produk.
-
Membutuhkan
senyawa alkalinitas sebagai nutrisi bagi mikroba.
-
Menghasilkan
senyawa beracun seperti H2S.
(Hasanah, 2012)
3. Gasifikasi dilanjutkan
dengan Fischer Tropsch untuk menghasilkan hidrokarbon
Gambar Skema Sistem Integrasi
Gasifikasi Biomassa dengan Sintesis Fischer Tropsch (Yulistiani, 2009)
Gasifikasi adalah proses konversi bahan
bakar yang mengandung karbon menjadi gas yang memiliki nilai bakar dengan cara
oksidasi parsial pada temperatur tinggi. Proses gasifikasi ini dilakukan dalam
reaktor gasifikasi atau biasa disebut gasifier dan gas hasilnya disebut
gas produser. Gasifier merupakan alat yang relatif sederhana karena
mekanisme operasinya, seperti pengumpanan dan pembersihan gas hasil yang cukup
mudah.
Proses gasifikasi biomassa dapat
dilakukan baik secara langsung (menggunakan udara atau oksigen untuk
membangkitkan panas melalui reaksi eksotermis), maupun tidak langsung (mentransfer
panas ke dalam reaktor dari luar) (Reed, 1988). Gasifikasi umumnya terdiri dari
4 zona proses, yaitu pengeringan, pirolisis, oksidasi dan reduksi. Proses pengeringan,
pirolisis dan reduksi bersifat endotermis, sementara proses oksidasi yang
bersifat eksotermis berfungsi sebagai penyedia panas bagi ketiga proses
tersebut (Arisanty, dkk., 2009).
Proses Gasifikasi, yaitu:
1. Pengeringan
Pada pengeringan, kandungan air
pada bahan bakar padat diuapkan oleh panas yang diserap proses oksidasi.
2. Pirolisis
Pirolisis atau devolatilisasi disebut
juga sebagai gasifikasi parsial. Suatu rangkaian proses fisik dan kimia terjadi
selama proses pirolisis yang dimulai secara lambat pada T < 350 °C dan
terjadi secara cepat pada T > 700 °C. Komposisi produk yang tersusun
merupakan fungsi temperatur, tekanan, dan komposisi gas selama pirolisis berlangsung.
Proses pirolisis dimulai pada temperatur sekitar 230 °C, ketika komponen yang
tidak stabil secara termal, seperti lignin pada biomassa dan volatile
matters pada batubara, pecah dan menguap bersamaan dengan komponen lainnya.
Produk cair yang menguap mengandung tar dan PAH (polyaromatic hydrocarbon).
Produk pirolisis umumnya terdiri dari tiga jenis, yaitu gas ringan (H2,
CO, CO2, H2O, dan CH4), tar, dan arang.
3. Oksidasi
Oksidasi atau pembakaran arang merupakan
reaksi terpenting yang terjadi di dalam gasifier. Proses ini menyediakan
seluruh energi panas yang dibutuhkan pada reaksi endotermik. Oksigen yang
dipasok ke dalam gasifier bereaksi dengan substansi yang mudah terbakar.
Hasil reaksi tersebut adalah CO2 dan H2O yang secara berurutan
direduksi ketika kontak dengan arang yang diproduksi pada pirolisis.
4. Reduksi
Reduksi atau gasifikasi melibatkan
suatu rangkaian reaksi endotermik yang panasnya disuplai dari panas reaksi
pembakaran. Produk yang dihasilkan pada proses ini adalah gas bakar, seperti H2,
CO, dan CH4.
Reaksi berikut
ini merupakan empat reaksi yang umum terjadi pada gasifikasi:
Ø
Water-gas reaction.
Water-gas
reaction merupakan reaksi oksidasi parsial karbon
oleh kukus yang dapat berasal dari bahan bakar padat itu sendiri (hasil
pirolisis) maupun dari sumber yang berbeda, seperti uap air yang dicampur dengan
udara dan uap yang diproduksi dari penguapan air. Reaksi yang terjadi pada water-gas
reaction adalah:
C + H2O -> H2
+ CO – 131.38 kJ/kg mol karbon
Ø
Boudouard reaction
Boudouard
reaction merupakan reaksi antara karbondioksida
yang terdapat di dalam gasifier dengan arang untuk menghasilkan CO. Reaksi yang
terjadi pada Boudouard reaction adalah:
CO2 + C -> 2CO –
172.58 kJ/mol karbon
Ø
Shift conversion
Shift conversion
merupakan reaksi reduksi karbon monoksida oleh kukus untuk memproduksi
hidrogen. Reaksi ini dikenal sebagai water-gas
shift yang menghasilkan peningkatan perbandingan hidrogen terhadap karbon monoksida
pada gas produser. Reaksi ini digunakan pada pembuatan gas sintetik. Reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut:
CO + H2O -> CO2
+ H2 – 41.98 kJ/mol
Ø
Methanation
Methanation
merupakan reaksi pembentukan gas metan. Reaksi yang terjadi pada methanation
adalah:
C
+ 2H2 -> CH4 + 74.90 kJ/mol karbon
(Arisanty,
dkk., 2009)
Manfaat Gasifikasi
-
Dibandingkan proses
insinerasi, proses gasifikasi menghasilkan konversi karbon yang lebih tinggi
hingga mencapai 99%.
-
Tidak menghasilkan
senyawa dioxin, sulfur dan senyawa-senyawa berbahaya lainnya, karena sudah
dihilangkan pada proses sintesis Fischer Tropsch.
-
Proses sintesis Fischer
Tropsch menggunakan katalis yang mudah diperoleh.
-
Alat yang digunakan
relatif sederhana karena mekanisme operasinya seperti pengumpanan dan
pembersihan gas hasil yang cukup mudah.
-
Menghasilkan senyawa
hidrokarbon cair yang dapat digunakan lebih lanjut untuk menghasilkan bahan
bakar diesel dan pembangkit listrik.
(Arisanty,
dkk., 2009)
Kekurangan Gasifikasi
-
Keberhasilan operasi
gasifikasi pada penerapannya tidak mudah. Hal ini karena fenomena termodinamika
operasi gasifier belum begitu
dipahami secara mendalam, sehingga masih banyak hal yang memerlukan pengkajian.
-
Penerapan teknologi ini
membutuhkan investasi yang besar, sehingga perlu peninjauan ulang untuk
diterapkan.
(Arisanty,
dkk., 2009)
DAFTAR PUSTAKA
Arisanty, Yovita Reiny., Yuni Kusumastuti dan Annisa
Widyanti Utami. 2009. Gasifikasi Limbah
Kulit Biji Kopi Dalam Reaktor Fixed
Bed Dengan Sistem Inverted
Downdraft Gasifier : Distribusi Suhu. Jurusan
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
Hasanah.
2012. Pembuatan Biogas dengan Proses
Anaerobik. Institut Pertanian Bogor. Scientific Repository.
Manurung,
Renita. 2004. Proses Anaerobik Sebagai
Alternatif Untuk Mengolah Limbah Sawit. Program Studi Teknik Kimia.
Fakultas Teknik. Universitas Sumatera Utara.
Latief,
A. Sutowo. 2010. Manfaat dan Dampak
Penggunaan Insinerator Terhadap Lingkungan. Politeknik Negeri Semarang. Jurnal
Teknis. Vol 5. No 1. Hal : 20- 22.
Novita,
Elida. 2012. Desain Proses Pengolahan Pada Agroindustri Kopi Robusta Menggunakan Modifikasi
Teknologi Olah Basah Berbasis Produksi Bersih. Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian
Bogor.
Yulistiani, Fitria. 2009. Kajian Tekno Ekonomi Pabrik Konversi Biomasa Menjadi Bahan Bakar
Fischer Tropsch Melalui Proses Gasifikasi. Institut Teknologi Bandung.
Langganan:
Postingan (Atom)