PERAN
PEMUDA DALAM PERUBAHAN INDONESIA
O
L
E
H
Firman
Arsurya
KAMMI
TEKNIK
Teknik
Kimia / Teknik / Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Dengan cita-cita yang tinggi serta hasrat
yang luas akan suatu kerja yang nyata Terlebih pemuda-pemuda ini sangat
diharapkan oleh keluarga, masyarakat bahkan hingga sampai pada tingkat Negara.
Sesungguhnya masyarakat manusia hari ini penuh sesak dengan pemuda-pemuda
tetapi pemuda-pemuda ini hanyalah yang kosong, hanyut dan terbiar Pada
hakikatnya usia muda seorang pemuda ialah usia yang penuh dengan tantangan jika
benar-benar dihayati. Akan tetapi banyak diantara pemuda-pemuda yang masih
belum menjalankan fungsinya dengan baik. Mungkin karena ketidaktahuan ataupun
mengikuti perkembangan zaman dengan efek negatifnya. Untuk itu perlu adanya
suatu metode ataupun pola pikir yang akan membuat pemuda-pemuda tersebut bisa
melakukan kerja dengan baik serta melakukan perubahan khususnya di Indonesia
Perumusan
Masalah
Peran pemuda dalam perubahan yang sebenarnya
Tantangan yang dihadapi untuk perubahan
Indonesia
Perubahan, suatu kata yang
sering terdengar manis. Karena implikasi dari kata perubahan itu sendiri biasa
diarahkan kepada hal-hal yang positif. Padahal perubahan juga bisa kearah yang
negatif. Perubahan merupakan cogankata yang kerap dikemukakan pada masa
mutakhir ini oleh pihak-pihak yang menggelarkan diri mereka sebagai Aliran
Revolusi. Marxisme adalah merupakan aliran yang paling menonjol sekali
mempercayai bahawa perubahan itu mesti berlaku secara kekerasan. Marx secara
terang-terangan telah mengemukakan pandangannya terhadap cara (uslub) yang
seharusnya diambil oleh gerakan Komunis dalam melakukan perubahan sosial dan mengubah
Kapitalisme. Katanya: "Tidak ada jalan bagi menggantikan Kapitalisme
dengan Sosialisme kecuali dengan revolusi."
Pada logika Islam, apabila
kita bergantung kepada pemuda, bukanlah bermakna kita melupakan peranan
orang-orang dewasa dan juga orang tua, atau memperkecil-kecilkan kedudukan
mereka seperti fahaman Korainisme di mana seorang pemimpin mereka selepas
revolusi telah menuntut supaya dihapuskan kesemua orang-orang tua supaya tidak
menjadi beban kepada negara. Pada hal ini telah nampak bahwasanya pusat
kepemimpinan ada ditangan pemuda jika ingin melahirkan sesuatu yang luar biasa
tapi perlu juga ada bimbingan dari para orang tua yang dulunya pernah muda
serta penuh dengan pengalaman. Pada diri seorang pemuda juga hendaknya
menunjukkan sikap kepahlawanan tanpa pamrih apapun. Semua itu dilakukan demi
agama dan Negara saudara yang paling dekat dari naluri kepahlawanan adalah
keberanian. Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani sejati. Tidak
akan pernah seseorang disebut pahlawan, jika ia tidak pernah membuktikan keberaniannya.
Pekerjaan-pekerjaan besar atau tantangan-tantangan besar dalam sejarah selalu
membutuhkan kadar keberanian yang sama besamya dengan pekerjaan dan tantangan
itu. Sebab, pekerjaan dan tantangan besar itu selalu menyimpan risiko. Dan, tak
ada keberanian tanpa risiko.
Para pemuda khususnya
pemuda islam hendaknya memiliki enam pegangan diantaranya
1. Agama hanya akan dapat dirasakan oleh
orang yang menegakkan dia dalam dirinya.
2. Bahagia dan sa’adah hanya akan dirasakan
oleh orang yang membela keyakinan, kebenaran dan keadilan.
3. Kemenangan dan kejayaan hakiki hanya akan
diberikan kepada para pejuang yang rela berkorban, kuat
menahankan penderitaan dan kepapaan.
4. Kesabaran dan ketahanan berjuang hanya
akan diberikan kepada Mukmin yang mendekatkan dirinya
kepada Allah s.w.t.
5. Tegaklah dengan keyakinan dan perjuangan,
kerana makna dan guna hidup terletak pada keyakinan dan
perjuangan.
6. Belajarlah menfanakan diri guna
kepentingan Cita dan Agama.
Maka, benarlah apa yang dikatakan Sayyid
Quthb,
"Orang yang hidup bagi dirinya sendiri
akan hidup
sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang
kerdil. Akan
tetapi, orang yang hidup bagi orang lain
akan hidup sebagai
orang besar dan mati sebagai orang
besar."
Adapun Karakter pemuda juga
menjadi selalu unggul dalam kekuatan spiritual mereka dan penuh semngat hidup.
Itulah yang membuat sorot mata mereka selalu tajam, di balik kelembutan sikap
mereka. Itulah yang membuat mereka selalu penuh harapan, di saat virus
keputusasaan mematikun semangat hidup orang lain. Pemuda Islam juga tidak akan
membesar-besarkan nilai perbuatan dan karya mereka jika kadsar kebaikan secara
objektif tidak ada atau sedikit. idak ada manusia yang sempurna. Memang itulah
kenyataannya. Akan tetapi, pada waktu yang sama kita juga diperintahkan untuk
berusaha menjadi sempurna. Atau, setidaknya mendekati kesempurnaan.
Inilah masalahnya. Adakah kesalahan dalam
perintah ini? Tidak! Namun, mengapa kita diperintahkan melakukan sesuatu yang
tidak mungkin menjadi kenyataan? Jawabannya adalah kesempurnaan itu relatif.
Ukuran
kesempurnaan adalah batas maksimum dari
kemampuan
setiap individu untuk berkembang. Karena,
"Allah
membebani seseorang, melainkan sesuai dengan
kesanggupannya.
Bertahun
tahun Islam di buat bangga dengan kehadiran pemuda berkualitas sebagai
kader-kadernya, namun dewasa ini pemuda-pemuda Islam tampak kehilangan arah,
mengalami stagnasi kreatifitas, keluar dari rotasi fitrahnya, dan kehilangan
figur teladan dalam kehidupan. Saat ini banyak diantara pemuda kaum muslimin
terjerat virus globalisasi yang akhirnya menghilangkan sosok-sosok pemuda luar
biasa sepanjang sejarah Islam. Bahkan yang disebarluaskan adalah artis-artis
yang merupakan produk kefanaan dunia. Kehilangan sosok tauladan berakibat pada
meniru tingkah laku barat yang tidak baik dan bertabiat buruk. Mulai dari
hedonisme, hura-hura, foya-foya, pacaran, dll. Hal tersebut sangat menyedihkan
mengingat cuplikan sejarah pemuda yang begitu impresif dalam bentang sejarah
peradaban Islam dan dunia.
Peranan
pemuda dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat Indonesia sangat penting.
Terutama mahasiswa, yang merupakan manusia pilihan yang beruntung mendapatkan
pendidikan yang lebih baik dari pemuda lainnya. Beban moral sebagai kaum
intelektual yang di sandang oleh mahasiswa, mengharuskan mereka untuk
berkontribusi dalam permasalahan yang di hadapi bangsa dan negara ini.
Pertama, potensi Spiritual. Bagaimana seorang pemuda/mahasiswa apabila telah mempercayai atau meyakini sesuatu, dia akan rela mengorbankan apapun demi sesuatu yang dia yakini kebenarannya. Seperti halnya seorang muslim yang rela mengorbankan harta dan jiwanya demi berjihad di jalan Allah. Mereka berjuang dengan sepenuh hati dan jiwa.
Kedua, potensi Intelektual. Seorang
mahasiswa merupakan kaum intelektual yang mengalami proses penyempurnaan ilmu
pengetahuannya. Setidaknya selama 12 tahun dia menempuh jenjang pendidikannya
dari mulai SD hingga SMA, sehingga dia mampu melanjutkan ke jenjang tertinggi
yaitu kuliah. Oleh sebab itu respon Mahasiswa dalam menanggapi sesuatu
permasalahan akan berbeda dengan orang lain pada umumnya. Mereka akan bertindak
sesuai dengan dasar ilmu pengetahuan yang dia punya. Contohnya, ketika
menghadapi permasalahan bangsa dan negara Indonesia yang sangat kompleks mereka
akan berangkat dari pemahaman keilmuan yang mereka miliki. Begitupun, ketika
mahasiswa menyuarakan kebenaran khususnya kepada penguasa yang dzalim, mereka
tidak akan sembarangan memberikan respon akan kedzaliman yang ada di depan
mereka tanpa pemahaman yang mumpuni. Daya analisis yang kuat didukung dengan
spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisan mereka berbasis
intelektual karena didukung pisau analisis yang tajam.
Ketiga, potensi emosional. Seorang mahasiswa berada dalam kondisi emosi yang belum sempurna. Terkadang respon mahasiswa terlihat berlebihan dalam menghadapi permasalahan. Tetapi hal seperti itu, bagi penulis merupakan hal yang biasa. Bahkan itu merupakan pembeda dari seorang mahasiswa /pemuda dengan orang tua dan anak-anak. Khususnya ketika seorang mahasiswa mengetahui ada sesuatu penyimpangan atau bahasa pergerakan mahasiswa muslim di sebutnya kedzoliman, respon emosi mahasiswa cenderung akan cepat naik. Keberanian dan semangat yang senantiasa bertalu-talu dalam dada berjumpa dengan jiwa muda sang mahasiswa. Dengan kemauan yang keras dan semangat yang membara mereka akan mampu menentang arus zaman dan mampu membelokan arah sejarah sesuai dengan kebenaran yang mereka yakini. Sifat semangat dan kemauan yang keras dari mahasiswa dalam memperjuangkan sesuatu yang mereka yakini kebenarannya akan dapat menular ke dalam jiwa bangsa, yang sudah cukup lama tertidur dari sifat asli bangsa.
Tidak sedikit tantangan yang akan
dihadapi oleh pemuda – pemuda islam di zaman sekarang khususnya di Indonesia
ini diantaranya banyak budaya-budaya atau kebiasaan yang melemahkan semangat
para pemuda untuk perubahan. Untuk itu mari saling memperbaiki diri hingga
Indonesia.
LITERATUR
Generasi
Muda dan Perubahan ( Fathi
Yakan)
Mencari
Pahlawan Indonesia ( Anis Matta )
Usrah
dan Dakwah (
Hasan Al Banna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar