Sabtu, 26 Oktober 2013

Makalah DM2



PERAN PEMUDA DALAM  PERUBAHAN INDONESIA

O
L
E
H

Firman Arsurya
KAMMI TEKNIK
Teknik Kimia / Teknik / Universitas Sumatera Utara








PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dengan cita-cita yang tinggi serta hasrat yang luas akan suatu kerja yang nyata Terlebih pemuda-pemuda ini sangat diharapkan oleh keluarga, masyarakat bahkan hingga sampai pada tingkat Negara. Sesungguhnya masyarakat manusia hari ini penuh sesak dengan pemuda-pemuda tetapi pemuda-pemuda ini hanyalah yang kosong, hanyut dan terbiar Pada hakikatnya usia muda seorang pemuda ialah usia yang penuh dengan tantangan jika benar-benar dihayati. Akan tetapi banyak diantara pemuda-pemuda yang masih belum menjalankan fungsinya dengan baik. Mungkin karena ketidaktahuan ataupun mengikuti perkembangan zaman dengan efek negatifnya. Untuk itu perlu adanya suatu metode ataupun pola pikir yang akan membuat pemuda-pemuda tersebut bisa melakukan kerja dengan baik serta melakukan perubahan khususnya di Indonesia

Perumusan Masalah
Peran pemuda  dalam perubahan yang sebenarnya
Tantangan yang dihadapi untuk perubahan Indonesia



Perubahan, suatu kata yang sering terdengar manis. Karena implikasi dari kata perubahan itu sendiri biasa diarahkan kepada hal-hal yang positif. Padahal perubahan juga bisa kearah yang negatif. Perubahan merupakan cogankata yang kerap dikemukakan pada masa mutakhir ini oleh pihak-pihak yang menggelarkan diri mereka sebagai Aliran Revolusi. Marxisme adalah merupakan aliran yang paling menonjol sekali mempercayai bahawa perubahan itu mesti berlaku secara kekerasan. Marx secara terang-terangan telah mengemukakan pandangannya terhadap cara (uslub) yang seharusnya diambil oleh gerakan Komunis dalam melakukan perubahan sosial dan mengubah Kapitalisme. Katanya: "Tidak ada jalan bagi menggantikan Kapitalisme dengan Sosialisme kecuali dengan revolusi."
Pada logika Islam, apabila kita bergantung kepada pemuda, bukanlah bermakna kita melupakan peranan orang-orang dewasa dan juga orang tua, atau memperkecil-kecilkan kedudukan mereka seperti fahaman Korainisme di mana seorang pemimpin mereka selepas revolusi telah menuntut supaya dihapuskan kesemua orang-orang tua supaya tidak menjadi beban kepada negara. Pada hal ini telah nampak bahwasanya pusat kepemimpinan ada ditangan pemuda jika ingin melahirkan sesuatu yang luar biasa tapi perlu juga ada bimbingan dari para orang tua yang dulunya pernah muda serta penuh dengan pengalaman. Pada diri seorang pemuda juga hendaknya menunjukkan sikap kepahlawanan tanpa pamrih apapun. Semua itu dilakukan demi agama dan Negara saudara yang paling dekat dari naluri kepahlawanan adalah keberanian. Pahlawan sejati selalu merupakan seorang pemberani sejati. Tidak akan pernah seseorang disebut pahlawan, jika ia tidak pernah membuktikan keberaniannya. Pekerjaan-pekerjaan besar atau tantangan-tantangan besar dalam sejarah selalu membutuhkan kadar keberanian yang sama besamya dengan pekerjaan dan tantangan itu. Sebab, pekerjaan dan tantangan besar itu selalu menyimpan risiko. Dan, tak ada keberanian tanpa risiko.
Para pemuda khususnya pemuda islam hendaknya memiliki enam pegangan diantaranya
1. Agama hanya akan dapat dirasakan oleh orang yang menegakkan dia dalam dirinya.
2. Bahagia dan sa’adah hanya akan dirasakan oleh orang yang membela keyakinan, kebenaran dan keadilan.
3. Kemenangan dan kejayaan hakiki hanya akan diberikan kepada para pejuang yang rela berkorban, kuat
menahankan penderitaan dan kepapaan.
4. Kesabaran dan ketahanan berjuang hanya akan diberikan kepada Mukmin yang mendekatkan dirinya
kepada Allah s.w.t.
5. Tegaklah dengan keyakinan dan perjuangan, kerana makna dan guna hidup terletak pada keyakinan dan
perjuangan.
6. Belajarlah menfanakan diri guna kepentingan Cita dan Agama.
Maka, benarlah apa yang dikatakan Sayyid Quthb,
"Orang yang hidup bagi dirinya sendiri akan hidup
sebagai orang kerdil dan mati sebagai orang kerdil. Akan
tetapi, orang yang hidup bagi orang lain akan hidup sebagai
orang besar dan mati sebagai orang besar."
Adapun Karakter pemuda juga menjadi selalu unggul dalam kekuatan spiritual mereka dan penuh semngat hidup. Itulah yang membuat sorot mata mereka selalu tajam, di balik kelembutan sikap mereka. Itulah yang membuat mereka selalu penuh harapan, di saat virus keputusasaan mematikun semangat hidup orang lain. Pemuda Islam juga tidak akan membesar-besarkan nilai perbuatan dan karya mereka jika kadsar kebaikan secara objektif tidak ada atau sedikit. idak ada manusia yang sempurna. Memang itulah kenyataannya. Akan tetapi, pada waktu yang sama kita juga diperintahkan untuk berusaha menjadi sempurna. Atau, setidaknya mendekati kesempurnaan.
Inilah masalahnya. Adakah kesalahan dalam perintah ini? Tidak! Namun, mengapa kita diperintahkan melakukan sesuatu yang tidak mungkin menjadi kenyataan? Jawabannya adalah kesempurnaan itu relatif. Ukuran
kesempurnaan adalah batas maksimum dari kemampuan
setiap individu untuk berkembang. Karena, "Allah
membebani seseorang, melainkan sesuai dengan
kesanggupannya. 
          Bertahun tahun Islam di buat bangga dengan kehadiran pemuda berkualitas sebagai kader-kadernya, namun dewasa ini pemuda-pemuda Islam tampak kehilangan arah, mengalami stagnasi kreatifitas, keluar dari rotasi fitrahnya, dan kehilangan figur teladan dalam kehidupan. Saat ini banyak diantara pemuda kaum muslimin terjerat virus globalisasi yang akhirnya menghilangkan sosok-sosok pemuda luar biasa sepanjang sejarah Islam. Bahkan yang disebarluaskan adalah artis-artis yang merupakan produk kefanaan dunia. Kehilangan sosok tauladan berakibat pada meniru tingkah laku barat yang tidak baik dan bertabiat buruk. Mulai dari hedonisme, hura-hura, foya-foya, pacaran, dll. Hal tersebut sangat menyedihkan mengingat cuplikan sejarah pemuda yang begitu impresif dalam bentang sejarah peradaban Islam dan dunia.
Peranan pemuda dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat Indonesia sangat penting. Terutama mahasiswa, yang merupakan manusia pilihan yang beruntung mendapatkan pendidikan yang lebih baik dari pemuda lainnya. Beban moral sebagai kaum intelektual yang di sandang oleh mahasiswa, mengharuskan mereka untuk berkontribusi dalam permasalahan yang di hadapi bangsa dan negara ini.

Pertama, potensi Spiritual. Bagaimana seorang pemuda/mahasiswa apabila telah mempercayai atau meyakini sesuatu, dia akan rela mengorbankan apapun demi sesuatu yang dia yakini kebenarannya. Seperti halnya seorang muslim yang rela mengorbankan harta dan jiwanya demi berjihad di jalan Allah. Mereka berjuang dengan sepenuh hati dan jiwa.
Kedua, potensi Intelektual. Seorang mahasiswa merupakan kaum intelektual yang mengalami proses penyempurnaan ilmu pengetahuannya. Setidaknya selama 12 tahun dia menempuh jenjang pendidikannya dari mulai SD hingga SMA, sehingga dia mampu melanjutkan ke jenjang tertinggi yaitu kuliah. Oleh sebab itu respon Mahasiswa dalam menanggapi sesuatu permasalahan akan berbeda dengan orang lain pada umumnya. Mereka akan bertindak sesuai dengan dasar ilmu pengetahuan yang dia punya. Contohnya, ketika menghadapi permasalahan bangsa dan negara Indonesia yang sangat kompleks mereka akan berangkat dari pemahaman keilmuan yang mereka miliki. Begitupun, ketika mahasiswa menyuarakan kebenaran khususnya kepada penguasa yang dzalim, mereka tidak akan sembarangan memberikan respon akan kedzaliman yang ada di depan mereka tanpa pemahaman yang mumpuni. Daya analisis yang kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari menjadikan kekritisan mereka berbasis intelektual karena didukung pisau analisis yang tajam.

Ketiga, potensi emosional. Seorang mahasiswa berada dalam kondisi emosi yang belum sempurna. Terkadang respon mahasiswa terlihat berlebihan dalam menghadapi permasalahan. Tetapi hal seperti itu, bagi penulis merupakan hal yang biasa. Bahkan itu merupakan pembeda dari seorang mahasiswa /pemuda dengan orang tua dan anak-anak. Khususnya ketika seorang mahasiswa mengetahui ada sesuatu penyimpangan atau bahasa pergerakan mahasiswa muslim di sebutnya kedzoliman, respon emosi mahasiswa cenderung akan cepat naik. Keberanian dan semangat yang senantiasa bertalu-talu dalam dada berjumpa dengan jiwa muda sang mahasiswa. Dengan kemauan yang keras dan semangat yang membara mereka akan mampu menentang arus zaman dan mampu membelokan arah sejarah sesuai dengan kebenaran yang mereka yakini. Sifat semangat dan kemauan yang keras dari mahasiswa dalam memperjuangkan sesuatu yang mereka yakini kebenarannya akan dapat menular ke dalam jiwa bangsa, yang sudah cukup lama tertidur dari sifat asli bangsa.
          Tidak sedikit tantangan yang akan dihadapi oleh pemuda – pemuda islam di zaman sekarang khususnya di Indonesia ini diantaranya banyak budaya-budaya atau kebiasaan yang melemahkan semangat para pemuda untuk perubahan. Untuk itu mari saling memperbaiki diri hingga Indonesia.






















LITERATUR

Generasi Muda dan Perubahan            ( Fathi Yakan)
Mencari Pahlawan Indonesia                ( Anis Matta )
Usrah dan Dakwah                             ( Hasan Al Banna)            




Tidak ada komentar:

Posting Komentar