BAB
II
GAMBARAN
UMUM PERUSAHAAN
2.1
Visi dan Misi PT Inalum
2.1.1 Visi PT Inalum
PT INALUM menjaga hubungan yang harmonis
dengan masyarakat. Dan dalam sepuluh tahun ke depan setelah tahun 2009 akan
menjadi perusahaan terkenal dalam produktivitas dan daya saing di industri
aluminium dunia.
2.1.2
Misi
PT Inalum
- Menciptakan
manfaat bagi semua pihak berkepentingan melalui bisnis yang menguntungkan
serta mampu bersaing di pasar global.
- Mendukung pengembangan
ekonomi regional dan
selalu menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
2.2
Sejarah
Singkat Berdirinya Perusahaan
Danau Toba
adalah danau yang terbesar di Indonesia. Oleh karena letaknya yang tinggi dan
ruang akumulasinya yang besar maka ideal sekali untuk kemungkinan pengolahan
tenaga air. Gagasan ini dimulai sejak tahun 1908. Baru pada tahun 1919
pemerintahan Hindia Belanda mengadakan studi kelayakan mengenai proyek ini. Dan
pada tahun 1939, perusahaan Belanda “Mattschapittj
Tot Exploitatie Van de Waterkracht in de Asahan Rivier (MEWA)” melalui
pembangunan PLTA Sigura-gura, tetapi dengan pecahnya Perang Dunia II usaha
tersebut tidak dapat diteruskan. Usaha untuk mendayagunakan sungai Asahan,
satu-satunya yang mengalirkan air Danau Toba ke Selat Malaka
sudah dilakukan berulang-ulang sesudah pendudukan Jepang. Pada tahun 1962
pemerintah Indonesia dan Rusia (USSR) menandatangani suatu perjanjian kerjasama
untuk mengadakan studi kelayakan tentang pembangunan proyek Asahan. Tetapi
kondisi politik serta situasi ekonomi yang kurang menguntungkan dalam tahun
1966 telah menyebabkan proyek ini gagal.
Pada tahun 1968,
Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang menyerahkan laporan
kelayakan tentang proyek Aluminium
Asahan di Sumatera Utara dan disusul dengan laporan mengenai “Power Development Project”. Pada
tahun 1970, dilanjutkan dengan
penandatanganan perjanjian antara Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
(PUTL) dengan Nippon Koei untuk Engineering Service tentang
perencanaan dan penyelidikan secara terperinci untuk proyek PLTA nomor 2 dari pengembangan
pembangun saham, laporan akhir diserahkan pada tahun 1972.
Pada tahun 1972, pemerintahan Indonesia
menyelenggarakan suatu pelelangan untuk membangun pabrik peleburan aluminium
dan PLTA sebagai satu paket penanaman Modal Asing. Perusahaan-perusahaan
aluminium Jepang, Amerika Serikat,
Kanada, Jerman Barat, Perancis, Italia, Swiss, Belanda dan Australia diundang
untuk mengikuti tender. Namun, ketika tender tersebut
ditutup dalam tahun 1973, tidak satupun diantara mereka yang menyerahkan
penawarannya
karena proyek ini membutuhkan suatu investasi yang besar sekali, dimana mereka
menemui kesulitan dalam mengumpulkan dana. Setelah melalui perundingan yang
panjang, kelompok perusahaan Jepang yang terdiri dari 12 perusahaan yang
dipimpin oleh Sumitomo Chemical akhirnya
mencapai kesepakatan dengan pemerintah Indonesia untuk membangun proyek raksasa
ini.
Pada tanggal 7 Juli 1975, di Tokyo,
ditanda tangani perjanjian induk antara Republik Indonesia dan
penanam modal Jepang tersebut untuk membangun PLTA dan pabrik peleburan
aluminium Asahan dengan investasi sebesar 411 milyar Yen. Kedua belas perusahaan penanam modal Jepang tersebut adalah Sumitomo
Chemical company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company
Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa
Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical Industries Ltd.,
Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.
Ke-12 Perusahaan penanam modal Jepang ini membentuk suatu wadah perusahaan
permodalan di Tokyo dengan nama Nippon Asahan
Aluminium Co, Ltd. Pada bulan November 1975 50% dari saham perusahaan ini
dimiliki oleh Overseas Economic
Cooperation Fund yaitu lembaga keuangan pemerintah Jepang, dan 50 %
lagi dimiliki oleh gabungan para penanam modal tersebut. Untuk melaksanakan
pembangunan dan pengoperasian proyek ini maka pada tanggal 6 Januari 1976, di Jakarta
didirikanlah PT Indonesia Asahan Aluminium (PT INALUM) suatu perusahaan
patungan antara Pemerintah RI dan Nippon
Asahan Aluminium Co, Ltd. dengan perbandingan saham masing-masing 10 %
dan 90 %. Tanggal 9 Oktober
1978, perbandingan saham ini berubah menjadi masing-masing 25% dan
75% pada 29 Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%, dan sejak 10 Februari
1997 menjadi 41,12% dengan 58,88%.
Sebagai pelaksana lebih lanjut daripada
ketentuan yang tersebut dalam perjanjian induk dan untuk penyelenggaraan
pembinaan, perluasan dan pelaksanaan pembangunan proyek Asahan, Pemerintah
Indonesia mengeluarkan Keppres No. 5 Tahun 1976 tentang pembentukan Badan Pembinaan Proyek Asahan dan Otorita Pengembangan Proyek Asahan.
2.3
Ruang
Lingkup
2.3.1
Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA)
PT INALUM membangun dan mengoperasikan
PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang
dikenal dengan
nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi
Sumatra Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air
Sungai Asahan yang mengalirkan air Danau Toba ke Selat Malaka.
Gambar 2.1
PLTA Asahan(sumber : Inalum co.id)
Oleh karena itu, total listrik yang
dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air Danau Toba. Pembangunan
stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April
1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu
Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal.
Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh Wakil Presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7
Juni 1983.Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang
dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.
2.3.2
Pabrik
Peluburan Aluminium
INALUM membangun pabrik peleburan
aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung,
Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan,
Ibukota propinsi Sumatera Utara.
Gambar 2.2
Pabrik Peleburan Aluminium(sumber:Inalum.co.id)
Pabrik peleburan dengan kapasitas
terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap Selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6
Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan
ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri
Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 Pebruari
1982 dan Maret 1982, Aluminium Ingot
pertama berhasil dicetak.
Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean
Prima memuat 4.800 ton Aluminium Ingot
meninggalkan Kuala Tanjung menuju Jepang. Produksi ke satu juta ton berhasil
dicetak pada tanggal 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga
juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003, ke lima juta ton pada 11 Januari 2008 dan ke enam juta ton pada Januari 2012.
Produk INALUM
menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai
bahan baku industri hilir seperti konstruksi, kabel dan lembaran aluminium.
Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.92%. Pabrik peleburan aluminium di
Kuala Tanjung bergerak dalam bidang reduksi alumina menjadi aluminium dengan
menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik
ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik
Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.
2.4
Perbadingan
Saham dan Tenaga Kerja
Perbandingan
saham antara Pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd. Pada
awal pendirian Januari 1976 (INA 10% - NAA 90%), Oktober 1978 (INA 25% - NAA 75%)
Juni 1987 (INA 41,13 % - NAA
58,87%) Pebruari 1998 (INA 41,12% - NAA 58,88%)
1 November 2013 100% milik Indonesia.
Tenaga Kerja
Kantor Per Oktober 2013 Jakarta (IHO) 31 orang, Medan (IMO) 6 orang, Kuala Tanjung (ISP) 1665
orang, serta Paritohan 218 orang. Tabel berikut ini adalah Jumlah karyawan PT Inalum
per Oktober 2013.
Tabel
2.1
Jumlah Karyawan PT Inalum
LOKASI
KERJA
|
JUMLAH
|
Jakarta
|
31
Orang
|
Medan
|
6
Orang
|
Kuala
Tanjung
|
1665
Orang
|
Paritohan
|
218 Orang
|
TOTAL
|
1920 Orang
|
2.5
Fasilitas
lainnya
2.5.1
Pabrik
1.
Gas
Cleaning (Pembersih Gas). Dalam rangka menciptakan pabrik yang
ramah lingkungan, maka PT INALUM melakukan pembersihan terhadap gas yang
berasal dari tungku reduksi termasuk Fluorida dan debu dihisap ke dalam sistem
pembersih gas kering melalui pipa gas dengan ventilator penghisap.
2.
Pembersih Limbah Pemukiman.
Air limbah yang berasal dari pemukiman
karyawan disalurkan ke dalam instalasi air yang akan diproses dan dibersihkan
kotoran-kotoran kemudian dialirkan kembali ke hilir sungai. Semua itu dilakukan
untuk mencegah terjadinya pencemaran air di daerah pemukiman karyawan dan lingkungan sekitar.
2.5.2
Tranportasi
1.
Untuk mempermudah transportasi para
pegawai yang tinggal
di perumahan PT INALUM maka disediakan transportasi bus. Bus ini melayani
jurusan Tanjung Gading-Kuala Tanjung, Kuala Tanjung-Tebing Tinggi, Kuala
Tanjung-Lima Puluh, dan
Tanjung Gading-Medan.
2.
Pelabuhan.
PT
INALUM membangun pelabuhan yang menjorok ke Selat Malaka sepanjang 2,5 km
dengan tiga dermaga. Dermaga A dan B dapat disandari kapal 25.000 DWT dan
16.000 DWT yang digunakan untuk membongkar bahan baku dan keperluan operasi
peleburan aluminium dan PLTA dan juga sebagai tempat pengapalan hasil produksi
PT INALUM. Sedangkan dermaga C sudah diserahkan kepada pemerintah pada tanggal
24 April 1984 untuk keperluan umum yang dapat disandari oleh kapal dengan bobot
3.000 DWT.
2.5.3
Umum
1.
Perumahan (perkotaan).
PT
INALUM membangun perumahan yang disediakan untuk karyawan seluas 200 ha di
Tanjung Gading. Terdiri dari 1340 unit rumah untuk karyawan yang sudah berkeluarga
dan 7 asrama untuk karyawan yang masih lajang. Perusahaan juga membangun fasilitas akomodasi bagi
karyawan di Paritohan di atas tanah seluas 80 ha.
2.
Pendidikan.
Dalam
rangka mendorong semangat belajar para pelajar setempat, PT INALUM membuka
jenjang pendidikan seperti, TK, SD dan SMP yang dikelola oleh Depdiknas. dan menyediakan beasiswa tidak mengikat
kepada mereka yang belajar di Universitas Sumatera Utara, STM dan SMA sekitar
proyek pada masa konstruksi. Sedangkan
bagi siswa SD dan SMP yang berprestasi disediakan TABANAS oleh Perusahaan.
3.
Sarana Olahraga.
PT
INALUM membangun sarana olahraga seperti lapangan sepakbola, lapangan tenis,
lapangan badminton, GOR (gelanggang Olah Raga), dan kolam renang merupakan
sarana diperuntukkan bagi masyarakat setempat atau karyawan untuk berolahraga
dan menyalurkan hobi mereka.
4.
Di kedua proyek ini dibangun Mesjid,
Gereja, dan Rumah Sakit yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. PT INALUM juga
menyerahkan gedung dan fasilitas telekomunikasi berkapasitas 1000 satuan sambungan
kepada PERUMTEL pada akhir tahun 1980.
2.6
Alih
Teknologi
Pembangunan PT INALUM merupakan suatu
kesempatan baik untuk alih teknologi dan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh
putra-putri Indonesia sebagai suatu medan latihan. Untuk memenuhi harapan ini
dilakukanlah alih teknologi dari para kontraktor asing. Pembangunan PT INALUM
membutuhkan teknologi yang rumit. Dengan berpartisipasi dalam pembangunan
proyek ini banyak staf dan karyawan Indonesia memperoleh kesempatan untuk
melangkahkan kakinya ke gerbang teknik konstruksi modern yang diperolehnya dari
para kontraktor Jepang. Banyak pula staf Indonesia yang bekerja pada perusahaan
kontraktor Jepang dan sub kontraktornya dikirim ke Jepang untuk mengikuti
pelatihan.
2.7
Kinerja
Perusahaan
2.7.1
Produksi
Desain produksi aluminium ingot PT INALUM adalah 250.000 ton aluminium per tahun.
Namun dengan adanya technology
Improvement yang dilakukan oleh karyawan PT INALUM, kini produksi PT INALUM
jauh di atas desain produksinya. Tingkat efisiensi penggunaan arus juga
meningkat lebih dari 92%.Kapasitas produksi aluminium batangan PT INALUM sangat
bergantung pada jumlah listrik yang dihasilkan oleh PLTA PT INALUM. sedangkan PLTA PT INALUM sangat bergantung
pada kondisi permukaan air Danau Toba sebagai sumber air utama Sungai Asahan.
2.7.2
Sertifikasi
dan Penghargaan
Sertifikat Internasional dan penghargaan
yang telah diterima PT INALUM adalah :
1.
Quality
Management System (QMS).
PT
INALUM telah mendapatkan sertifikasi Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dari SGS,
Internasional dan memperoleh 2 (dua) sertifikat, masing-masing :
a.
No. AU98/1054 sejak Pebruari 1988 untuk
PLTA.
b.
No. : ID03/0239, sejak April 1988 untuk
Pabrik Peleburan.
2.
Environment
Management System (EMS)
Dalam
rangka turut melestarikan lingkungan, PT INALUM telah mendapatkan
sertifikat ISO 14001 tentang Sistem Management Lingkungan No. : GB02/55087
sejak April 2002 dari SGS Internasional.
3.
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
PT INALUM telah menerapkan Sistem Manajemen K3 dan
Mendapatkan predikat Bendera Emas (Gold
Flag) sebanyak 2(dua) kali yaitu pada tahun 2005 & 2008 (Sertifikat No.
: 00351/SE/2004 & No. : 00351/SE/2007 untuk PLTA dan Sertifikat No. :
00352/SE/2004 & No.: 00352/SE/2007 untuk Pabrik Peleburan) dari Kementrian
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
4.
Program Penilaian Peringkat Kinerja
Perusahaan (PROPER)
Dalam
rangka mendukung progam pemerintah untuk mengendalikan pencemaran dan kerusakan
lingkungan, PT Inalum telah mendapatkan 6 ( enam ) kali peringkat BIRU dalam
Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan ( PROPER ) yaitu pada tahun
2004, 2005, 2008, 2009, 2010 dan 2011 dari kementrian Lingkungan Hidup Republik
Indonesia
5.
International
Ship dan Port Facility Security ( ISPS – Code )
Untuk
mendeteksi ancaman keamanan dan tindakan pencegahan di pelabuhan, PT Inalum
telah mendapatkan sertifikasi ISPS Code No. : 02/0161 – DV tanggal 3 Juni 2005
dari pemerintah Republik Indonesia.
6.
Syahwali Awards
Perusahaan juga menerima Syahwali Awards tentang
Pengusaha Ramah Lingkungan pada tanggal 13 Nopember 1992 dari Manajemen
Lingkungan Indonesia dan Pusat Informasi ( IEMIC)
7.
Laboratorium PT Inalum telah memperoleh
Akreditasi ISO 17025 tentang Hasil Analisis atau Pengujian dari KAN pada
tanggal 17 Nopember 2010 No. LP – 489 – IDN.
2.8
Kontribusi
PT Inalum
Sebagai satu-satunya pabrik peleburan aluminium di Indonesia yang telah
dioperasikan selama 3 dekade ini, tepat sekali jika secara sosial PT INALUM
mempertimbangkan untuk berperan serta untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
dan sosial masyarakat sekitar Perusahaan, sebab Perusahaan menyadari bahwa
kelancaran pembangunan dan keberhasilan operasi tidak dapat dipisahkan dari
semua pemangku amanah. Keberhasilan
Perusahaan dan kemandirian masyarakat sekitar diharapkan dapat tercipta dan
tumbuh bersama-sama.
Disamping itu,
kesejahteraan sosial dan perkembangan ekonomi regional merupakan fasilitas bagi
Perusahaan untuk mencapai misi, visi dan nilai-nilainya. Oleh karena itu, sejak
awal berdiri, kebijakan tanggung jawab sosial kepada pemangku amanah masih
mendapat perhatian dan dukungan dari Perusahaan.Berikut ini adalah contoh
bentuk kegiatan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) terhadap masyarakat
sekitarnya.
2.8.1
Bidang
Pendidikan
Untuk meningkatkan pendidikan, khususnya
untuk masyarakat sekitar yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan (Pabrik
Peleburan) dan petani (PLTA), dan untuk meningkatkan daya saing masyarakat
sekitar, maka PT Inalum melakukan perbaikan gedung-gedung sekolah, bantuan alat
pendukung belajar, mobiler, dan membangun 1 unit SMA yang bernama SMA Mitra.
Sekolah yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang lengkap ini,
diharapkan dapat menampung masyarakat sekitar untuk bersekolah, sehingga mereka
tidak lagi perlu pergi ke kota yang jaraknya agak jauh dari tempat tinggal
mereka.
Tidak hanya itu, sebagai bentuk kepedulian
PT Inalum terhadap dunia pendidikan, PT Inalum juga memberikan bantuan komputer
dan multimedia projector kepada
universitas-universitas yang ada di Sumatera Utara. PT Inalum juga memberikan
bantuan pendidikan kepada guru dan siswa yang berprestasi, pelatihan guru,
manajemen sekolah, dan beasiswa kepada guru-guru yang belum mempunyai akta IV.
Perusahaan juga menerima siswa dan mahasiswa untuk melaksanakan kerja praktek atau on
the job training dan riset di
perusahaan.
2.8.2
Bidang
Pemberdayaan Masyarakat
Perusahaan sadar bahwa Perusahaan tidak
dapat menampung seluruh masyarakat yang ada di sekitarnya untuk bekerja di
Perusahaan. Oleh karena itu, Perusahaan, sejak berdirinya PT Inalum, telah
melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan kepada masyarakat sekitar seperti
sablon, menjahit, bordir, rias pengantin, bengkel, las, dan lain sebagainya.
Perusahaan juga memberikan modal bergulir. Hal ini dilakukan agar masyarakat
tidak lagi bergantung pada PT Inalum, melainkan mereka dapat menciptakan
lapangan kerja sendiri dan menjadi lebih mandiri.
2.8.3
Bidang
Olah Raga dan
Kebudayaan
Untuk
memajukan olah raga di Sumatera Utara dan khususnya di sekitar PT Inalum, Perusahaan mengadakan
kegiatan-kegiatan olah raga seperti Turnamen Sepak Bola, Turnamen Bola Volley, dan lain sebagainya. PT Inalum
juga aktif menjadi sponsor dalam kegiatan Arung Jeram di Sungai Asahan, lomba mendayung di Danau Toba, Karate, dan
lain sebagainya. Perusahaan juga berupaya untuk melestarikan budaya bangsa. Hal
ini dilakukan melalui Festival Budaya
yang dilakukan setiap tahunnya. Perusahaan
mengadakan Lomba Tari dan Pantun, dan pertunjukan budaya lainnya.
2.8.4
Bidang
Agama
Dalam
bidang agama,
Perusahaan tidak hanya membantu memperbaiki mesjid dan gereja, namun juga
fasilitas pendukung kedua rumah ibadah tersebut.Selain itu, Perusahaan juga melakukan
kegiatan lain seperti Safari
Ramadhan, bantuan Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Paskah, dan bentuk kegiatan
lainnya
.
2.8.5
Fasilitas
Umum
Fasilitas
umum yang telah dibangun PT Inalum yang paling nyata dan sangat berdampak pada
pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar adalah Access Road (Jalan Penghubung) yang telah dibangun oleh PT Inalum
di kedua Pabrik, Pabrik Peleburan Aluminium dan PLTA. Selain itu,Perusahaan
juga membangun jalan-jalan alternatif dan jembatan yang menghubungkan beberapa
wilayah yang terisolir.Akibatnya, pertumbuhan ekonomi di sekitar PT Inalum
berkembang dengan pesat. Banyak sekali bermunculan perusahaan-perusahaan lain dan usaha-usaha
kerakyatan di sekitar Perusahaan
2.8.6
Bantuan
Sosial Lainnya
Selain
bantuan-bantuan tersebut di atas, Perusahaan juga melakukan bentuk-bentuk
kegiatan lainnya seperti dalam bidang Kepemudaan dan Organisasi Masyarakat,
bantuan bencana alam, bantuan kegiatan, dan lain sebagainya hingga bantuan
pasokan listrik ke Sistem Pembangkit Tenaga Listrik Sumatera Utara dengan
sistem SWAP, pada saat terjadinya krisis listrik di Sumatera Utara. Semua itu
dilaksanakan oleh PT Inalum sebagai bentuk dan wujud tanggung jawab sosial Perusahaan terhadap masyarakat sekitarnya.
2.9
Proses
Produksi
Pabrik peleburan Aluminium disebut juga Proyek “Listrik Dalam
Kaleng”, sebab listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listriknya sebagian besar
digunakan untuk kepentingan pabrik peleburan. Listrik yang dihasilkan melalui
PLTA PT INALUM, yang terletak di Sungai Asahan, disalurkan ke Pabrik Peleburan
Aluminium di Kuala Tanjung melalui 275 KV jaringan transmisi. Bahan baku untuk
Aluminium dibongkar di pelabuhan PT INALUM dan dimasukkan ke dalam silo
masing-masing melalui belt conveyor.
Alumina di dalam silo kemudian dialirkan ke Dry
Scrubber System untuk direaksikan dengan gas HF dari tungku reduksi. Reacted alumina tersebut kemudian
dibawa ke Hopper Pot dengan Anode Changing Crane (ACC) dan
dimasukkkan ke dalam tungku reduksi. Kokas yang ada di dalam silo dicampur dengan butt atau puntung anoda dan dipanaskan dulu. Material-material
tersebut dicampur dengan pitch
sebagai perekatnya. Kemudian material tersebut dicetak di shaking Machine menjadi blok karbon mentah. Blok tersebut kemudian
dipanggang di baking furnace. Anoda
yang sudah dipanggang kemudian dibawa ke pabrik penangkaian untuk diberikan
tangkai, namanya Anode Assembly.
Anode assembly ini kemudian dibawa ke Pabrik Reduksi dengan kendaraan khusus, Anode Transport Car (ATC) untuk
digunakan sebagai elektroda dalam proses elektrolisa. Setelah anoda tersebut
dipakai selama kurang lebih 28 hari di dalam pot, puntung anoda tersebut
diganti dengan yang baru. Puntung tersebut kemudian dipecah di pabrik
penangkaian untuk kemudian dipakai lagi. Di dalam tungku reduksi, alumina akan
dielektrolisa menjadi aluminium cair. Setiap 32 jam, setiap pot akan dihisap
1,8 sampai 2 ton aluminium. Aluminium cair ini kemudian dibawa ke pabrik
Penuangan dengan Metal Transport Car
(MTC) dan dituangkan ke dalam Holding
Furnace. Setelah mendapat proses lanjutan, aluminium cair ini dicetak di Casting Machine menjadi ingot,
beratnya 22,7 kg per batang. Aluminium batangan (ingot) ini kemudian diikat dan siap untuk dipasarkan. PT INALUM
memiliki tiga pabrik utama, yaitu:
2.9.1
Pabrik
Anoda Karbon
Blok anoda karbon yang disebut Baked Block (BB) diproduksi di pabrik
karbon dengan menggunakan bahan baku berupa kokas (Petroleum Coke) yang didatangkan dari Jepang dan Amerika, dan Pitch
keras (hard pitch) yang telah
dicairkan dan berfungsi sebagai binder/perekat
yang diimpor dari Jepang. Disamping itu, sisa anoda dari tungku reduksi (Butt) dan bongkahan bekas dari pabrik
pemanggangan masih digunakan sebagai bahan untuk pembuatan anoda blok. Proses
pembuatan anoda blok ini terdiri atas :
1. Pembuatan
Blok Anoda Mentah di pabrik Anoda Mentah (Green
Plant) Kokas yang berasal dari penyimpanan
kokas (Coke Silo) dibawa ka pabrik
anoda mentah menggunakan ban berjalan yang disebut belt conveyor dan bucket
elevator. Selanjutnya dilakukan penyaringan secara gravitasi dengan
menjatuhkan kokas dari tingkat 8 sehingga tersaring sesuai dengan ukurannya.
Setelah penyaringan, maka diperoleh kokas dengan ukuran sebagai berikut:
a.
Kasar-1 (Coarse-1) : 3-18 mm
b.
Kasar-2 (Coarse-2) : 1-3 mm
c.
Menengah (medium) : 1-0,2 mm
d.
Debu (Dust)
: < 0,2 mm
2. Pemanggangan
Blok anoda mentah di Pabrik Pemanggangan Anoda (Baking Plant) Blok anoda mentah dari pabrik anoda mentah diangkut
ke pabrik pemanggangan menggunakan Chain conveyor. Di PT INALUM terdapat 106
tungku pemanggangan anoda yang berukuran 5 x 6 x 5 meter. Kapasitas 1 tungku
adalah 75 anoda. Proses pemanggangan ini terdiri atas 5 tahap :
1.
Anode
Baking Crane (ABC)
2.
Pemanasan awal (Preheating)
3.
Pembakaran awal (Firing)
4.
Pendinginan (Cooling System)
5.
Pengeluaran blok anoda (Discharging) dari furnace.
3. Penangkaian
Anoda Karbon di pabrik penangkaian (Rodding
Plant) Anoda yang telah dipanggang di baking
plant diangkut ke pabrik penangkaian untuk diberi tangkai. Anoda-anoda yang
telah diberi tangkai ini siap untuk digunakan di pabrik peleburan aluminium.
Tangkai yang digunakan terbuat dari aluminium yang pada awalnya didatangkan
dari Jepang. Tangkai ini dapat digunakan berulang kali, dengan kata lain bahwa
tangkai yang digunakan adalah tangkai yang sudah dipakai sebelumnya di tungku
reduksi. Pada saat pencetakan anoda mentah, pada sisi atas anoda tersebut telah
dibuat lubang sebagai tempat pemasangan tangkai. Agar blok anoda dan tangkai
dapat bersatu dengan kuat, maka digunakan besi tuang (Cast Iron). Setelah diberi tangkai, anoda tersebut disemprot dengan
aluminium cair untuk mengurangi terjadinya oksidasi antara karbon dan udara.
2.9.2
Pabrik
Reduksi
Aluminium
merupakan unsur yang sangat reaktif sehingga mudah teroksidasi. Karena sifatnya
itu, di alam tidak ditemukan aluminiun
dalam bentuk unsur, melainkan senyawa oksida. Umumnya dalam bentuk oksida
alumina atau silikat. Proses produksi aluminium yang digunakan saat ini
ditemukan secara bersamaan oleh Charles
Hall di Amerika Serikat
dan Paul Herloult di Prancis pada
tahun 1886. Prosesnya adalah elektrolisa larutan alumina (Al2O3) di dalam
lelehan Kriolit (Na3AlF6) pada temperatur 980oC, sehingga menghasilkan aluminium
cair. Pot atau tungku reduksi berbentuk kotak baja persegi yang dindingnya
berlapiskan batu isolasi atau batu tahan api (Brick) dan pasta yang disebut Castable.
Di dasar pot terdapat katoda karbon yang dihubungkan dengan collector bar,
yang berfungsi sebagai penghantar listrik. Di bawah katoda dilapisi brick. Di
PT INALUM terdapat 510 unit pot reduksi yang terbagi menjadi 3 gedung, sehingga
di masing-masing gedung terdapat 170 pot. Arus listrik yang digunakan sebesar
190 KA-195 KA, dengan tegangan rata-rata di setiap pot 4,3 Volt.
2.9.2.1
Operasi
Pot Reduksi
Pada
proses peleburan aluminium dalam pot reduksi dahulu dilakukan beberapa proses,
yaitu :
1.
Baking
atau Preheating
Baking
atau preheating merupakan pamanasan
blok katoda secara bertahap, tujuannya untuk menghindari dasar thermal shock. Operasi ini berlangsung
selama 72 jam. Pada akhir baking temperatur blok katoda sekitar 750 ºC dan siap
untuk di start up.
2.
Start
Up
Merupakan
proses menghidupkan pot yang baru diperbaiki maupun baru dikonstruksi ulang,
sehingga elektrolisa bisa berlangsung.
3.
Transisi
Masa
transisi merupakan masa peralihan dari start
up menuju normal. Selama tahap ini, komposisi bath, tinggi metal dan tinggi bath
harus dijaga sesuai dengan standarnya. Dalam proses ini terjadi pembentukan
kerak samping yang berguna sebagai pelindung dinding samping dari serangan bath yang korosif. Meskipun masa transisi ini hanya berlangsung 35 hari,
tetapi sangat menentukan umur dan kestabilan pot.
4.
Operasi normal
Operasi normal adalah keadaan dimana pot sudah berada
dalam keadaan stabil dan dapat dioperasikan untuk proses elektrolisa. Selama
pot dalam keadaan normal, pekerjaan utama yang biasa dilakukan antara lain :
1.
Penggantian anoda (anode changing) dan penaikan busbar
anoda.
2.
Pengambilan aluminium cair (Metal Tapping)
3.
Pemasukan material
4.
Pemecahan kerak dan pemasukan alumina
5.
Pengontrolan Voltase dan penanggulangan Noise
a.
Penghentian Anode Effect
b.
Pengukuran parameter-parameter
Pada operasi normal, paremeter-perameter yang perlu
diukur adalah :
1.
Pengukuran tinggi bath dan tinggi metal.
2.
Pengukuran keasaman.
3.
Pengukuran kemurnian metal.
4.
Pengukuran distribusi tegangan pot, tinggi
lumpur dan jumlah metal.
5.
Pengukuran temperatur bath.
5. Cut
Out Pot
Cut out pot
dilakukan bila terjadi kondisi sudah memburuk dan tidak memungkinkan untuk
operasi lagi. Tanda-tanda pot mulai
memburuk diantaranya Kadar Fe dan Si di dalam metal cair meningkat dan tidak
bisa diturunkan lagi. Hal ini biasanya terjadi apabila blok katoda retak atau
berlubang, sehingga baja kolektor yang terletak dibawah blok katoda dapat
tererosi dan larut dalam metal cair, hal ini akan mengakibatkan kandungan Fe
naik. Sedangkan
kenaikan kadar Si terjadi apabila dinding pot samping tererosi, sehingga silika
yang terkandung dalam isolasi akan larut dan menaikkan kadar Si dalam metal
cair.
Operasi
pot yang sulit terjadi apabila gangguan (noise)
voltage sulit dikendalikan, suhu dan
tegangan sering naik dan sulit diturunkan. Hal ini mengakibatkan Anode Effect yang timbul sulit dihentikan.
Pot biasanya dimatikan untuk dilakukan perbaikan, sehingga akan dapat digunakan
kembali jika kerusakannya telah diperbaiki.
2.9.3
Pabrik
Pencetakan
Aluminium
cair yang dihasilkan di pabrik peleburan (Reduction
Plant) yang telah dihisap oleh vacuum
laddle dibawa dengan Metal Transport
Car ke pabrik penuangan. Di pabrik pencetakan (casting shop) temperatur aluminium cair tetap dijaga dan ditaburi flux untuk memurnikannya. Dross yang terbentuk dipermukaan
aluminium cair diambil, lalu didinginkan di tempat pendinginan dross. Terdapat
10 unit dapur di pabrik pencetakan, yang terdiri dari 1 unit dapur pelebur (Melting Furnace) dan 9 unit dapur
penampung (holding furnace) dengan
masing-masing kapasitas 30 ton aluminium cair. Sebelum diisikan ke dalam dapur,
Metal Transport Car beserta laddle dan isinya ditimbang pada 40 ton scale. Aluminium yang sudah murni
diatur temperaturnya, kemudian dituangkan ke casting machine melalui suatu pengalir, dimana aluminium ini akan
membeku membentuk aluminium batangan (ingot).
Ingot yang keluar dari casting machine masuk ke konveyor
pendingin, lalu dipindahkan ke conveyor penumpuk dengan mengggunakan servo arm. Setelah tumpukan ingot ditimbang, selanjutnya
dipindahkan ke lapangan pendingin dengan menggunakan Forklift, sedangkan ingot
yang sudah dingin dilakukan proses bundling,
kemudian disimpan ke lapangan penyimpangan ingot.
Di PT INALUM terdapat 7 unit casting
machine untuk pencetakan ingot 50
pon (22,7 Kg) dengan kapasitas 12 ton/jam untuk masing-masing unit casting.
terima kasih gan
BalasHapussemoga bermanfaat
BalasHapus