Rabu, 13 Maret 2013

Mars KAMMI

Kesatuan aksi mahasiswa, muslim indonesia 2x
berjuang, tegakkan ketauhidan untuk kemuliaan
berbekal, ilmu iman yang mendalam
mahasiswa muslim indonesia
intelek, tuan, masyarakat beriman, islam, jiwa perjuangan
kebatilan adalah musuh insan
islam jalan perjuangan

kesatuan aksi mahasiswa, muslim indonesia 2x
berjuang, tegakkan kebenaran, ciptakan masyarakat bermoral
berbekal, ilmu iman yang mendalam
mahasiswa muslim negarawan
perbaikan tradisi didalam berjuang, memimpin umat gapai kemenangan
bersaudaraan watak dalam berjuang
solusi islam dalam perjuangan

Kesatuan aksi mahasiswa, muslim indonesia 2x
berjuang, tegakkan ketauhidan untuk kemuliaan
berbekal, ilmu iman yang mendalam
mahasiswa muslim indonesia
mahasiswa muslim negarawan
mahasiswa muslim indonesia 2x
Allahu Akbar!

Download lagu Mars KAMMI >> http://www.4shared.com/audio/AnOwnSw9/Muslim_Negarawan__Mars_KAMMI_.html

Keutamaan Ilmu



Keutamaan Ilmu

            Diantara keutamaan ilmu adalah :
  1. Ilmu akan mengangkat derajat seorang mukmin diatas tingkatan hamba lainnya (QS Al Mujadalah:11).
  2. Keutamaan seorang yang berilmu dibandimgkan dengan seorang ahli ibadah laksana keutamaan Rasulullah atas hamba yang paling hina.
  3. Allah akan memudahkan baginya jalan menuju jannah.
  4. Para malaikat akan membentangkan sayap rahmatnya kepada para penuntut ilmu
  5. Seluruh mahluk (hewan) akan memintakan ampun bagi para penuntut ilmu.
  6. Orang yang menuntut ilmu berada dalam Fi Sabilillah
  7. Orang yang mengajarkan ilmu akan mendapatkan balasan pahala seperti pahala orang yang mengamalkan ilmu tersebut.
  8. Pahala seorang alim akan terus bermanfaat dan tidak akan terputus meskipun telah wafat.
  9. Orang yang menuntut ilmu selalu berada dalam kebaikan.
      Dalam hal ini para ulama banyak berbicara tentang keutamaan ilmu dan pemiliknya, diantaranya :
  1. Ibnu Mas’ud berkata : “Orang yang berilmu mempunyai derajat sebanyak 700 derajat diatas derajat orang mukmin.  Jarak antara satu dengan derajat lainnya sejauh jarak perjalanan 500 tahun. (Mukhtasar Minhajul Qasidhin, Ibnu Qudamah : 10).
  2. Ibnu Abbas berkata : Sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain, maka setiap hewan melata akan memohonkan ampunan baginya, termasuk pula ikan paus di lautan. (Mukhtasar Minhajul Qasidhin : 11).
  3. Al Hasan berkata : Jika tidak ada orang-orang yang berilmu, niscaya manusia laksana binatang.
  4. Muadz bin Jabal berkata : Pelajarilah ilmu, karena mempelajari ilmu dapat mengharap wajah Allah, itu mencerminkan rasa khasyah, mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah jihad, mengajarkan kepada orang lain yang belum mengetahui adalah shadaqah dan membelanjakannya untuk keluarga adalah taqarrub.  Ilmu adalah pendamping di saat sendirian dan teman karib di saat menyepi.

Selasa, 12 Maret 2013

Dari Gerakan Ke Negara



Rencana itu terlalu halus untuk dideteksi secara dini oleh para pemimpin musyrik Quraisy.Tiba-tiba saja Makkah terasa lengang dan sunyi. Ada banyak wajah yang terasa perlahan-lahan menghilang dari lingkungan pergaulan. Tapi tidak ada berita. Tidak ada yang tahu secara pasti apa yang sedang terjadi dalam komunitas Muslim di bawah pimpinan Rasulullah SAW. Ini memang bukan rencana yang bisa dirahasiakan dalam waktu lama. Orang-orang musyrik Makkah akhirya memang mengetahui bahwa kaum Muslimin telah berhijrah ke Madinah. Tapi setelah proses hijrah hampir selesai.

Maka gemparlah penduduk Makkah. Tapi. Sebuah episode baru dalam sejarah telah dimulai: sebuah gerakan telah berkembang menjadi sebuah negara, dan sebuah negara telah bergerak menuju peradabannya; sebuah agama telah menemukan “orang-orangnya”, setelah itu mereka akan menancapkan “bangunan peradaban” mereka.
Tanah, dalam agama ini, adalah persoalan kedua. Sebab yang berpijak di atas tanah adalah manusia maka di sanalah Islam pertama kali menyemaikan dirinya; dalam ruang pikiran, ruang jiwa, dan ruang gerak manusia. Tanah hanya akan menjadi penting ketika komunitas “manusia baru” telah terbentuk dan mereka membutuhkan wilayah teritorial untuk bergerak secara kolektif, legal, dan diakui sebagai sebuah entitas politik.
Karena tanah hanya merupakan persoalan kedua maka tidaklah heran bila pilihan daerah tempat hijrah diperluas oleh rasulullah SAW. Dua kali sebelumnya, kaum Musimin, dalam jumlah yang lebih kecil, berhijrah ke Habasyah (Ethiopia), baru kemudian berhijrah keseluruhan ke Madinah. Tapi, ketika kaum Muslimin sudah berhijrah seluruhnya ke madinah, mereka yang sebelumnya telah berhijrah ke Habasyah tidak serta merta dipanggil oleh Rasulullah SAW. Mereka baru menyusul ke Madinah lima atau enam tahun kemudian.
Ketika mereka tiba di Madinah, di bawah pimpinan Ja’far bin Abi Thalib, kaum Muslimin baru saja memenangkan perang Khaibar, sebuah peperangan yang sebenarnya mirip dengan sebuah pengusiran, menyusul pengkhianatan kaum Yahudi dalam perang Khandaq. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah SAW bersabda, “Aku tidak tahu dengan apa aku digembirakan oleh Allah; apakah dengan kemenangan dalam perang Khaibar atau dengan kedatangan Ja’far?”
Dari Gerakan Ke Negara
Hijrah, dalam sejarah dakwah Rasulullah SAW adalah sebuah metamorfosis dari “gerakan” menjadi negara. Tiga belas tahun sebelumnya, Rasulullah SAW melakukan penetrasi sosial yang sangat sistematis, di mana Islam menjadi jalan hidup individu; di mana Islam “memanusia” dan kemudian “memasyarakat”. Sekarang, melalui hijrah, masyarakat itu bergerak linear menuju negara. Melalui hijrah, gerakan itu “menegara”, dan Madinah adalah wilayahnya.
Kalau individu membutuhkan aqidah maka negara membutuhkan perangkat sistem. Setelah komunitas Muslim menegara, dan mereka memilih Madinah sebagai wilayahnya, Allah SWT menurunkan perangkat sistem yang mereka butuhkan. Turunlah ayat-ayat hukum dan berbagai kode etik sosial, ekonomi, politik, keamanan dan lain-lain. Lengkaplah sudah susunan kandungan sebuah negara: manusia, tanah, dan sistem.
Apa yang kemudian dilakukan Rasulullah SAW sebenarnya relatif mirip dengan semua yang mungkin dilakukan para pemimpin politik yang baru mendirikan negara. Pertama, membangun infrastruktut negara dengan masjid sebagai simbol dan perangkat utamanya. Kedua, menciptakan kohesi sosial melalui proses persaudaraan antarkomunitas darah yang berbeda tapi menyatu sebagai komunitas agama, antara sebagian komunitas “Quraisy” dan “Yatsrib” menjadi komunitas “Muhajirin” dan “Anshar”. Ketiga, membuat nota kesepakatan untuk hidup bersama dengan komunitas lain yang berbeda, sebagai sebuah masyarakat pluralistik yang mendiami wilayah yang sama, melalui piagam Madinah. Keempat, merancang sistem pertahanan negara melalui konsep Jihad fi Sabilillah.
Lima tahun pertama setelah hijrah kehidupan dipenuhi oleh kerja keras Rasulullah SAW beserta para shahabat beliau untuk mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidup negara Madinah. Dalam kurun waktu itu, Rasulullah SAW telah melakukan lebih dari 40 kali peperangan dalam berbagai skala. Yang terbesar dari semua peperangan itu adalah perang Khandaq, di mana kaum Muslimin keluar sebagai pemenang. Setelah itu tidak ada lagi yang terjadi di sekitar Madinah karena semua peperangan sudah bersifat ekspansif. Negara Madinah membuktikan kekuatan dan kemandiriannya, eksistensinya, dan kelangsungannya. Di sini, kaum Muslimin telah membuktikan kekuatannya, setelah sebelumnya kaum Muslimin membuktikan kebenarannya.
Jadi, yang dilakukan oleh Rasulullah SAW pada tahapan ini adalah menegakkan negara. Sebagai sebuah bangunan, negara membutuhkan dua bahan dasar: manusia dan sistem. Manusialah yang akan mengisi suprastruktur. Sedangkan sistem adalah perangkat lunak, sesuatu dengan apa negara bekerja.
Islam adalah sistem itu. Oleh karena itu Islam bersifat given. Tapi, manusia adalah sesuatu yang dikelola dan dibelajarkan sedemikian rupa hingga sistem terbangun dalam dirinya, sebelum kemudian mengoperasikan negara dalam sistem tersebut. Untuk itulah Rasulullah SAW memilih manusia-manusia terbaik yang akan mengoperasikan negara itu.
Selain kedua bahan dasar negara itu, juga perlu ada bahan pendukung lainnya. Pertama, tanah. Tidak ada negara tanpa tanah. Tapi, dalam Islam, hal tersebut merupakan infrastruktur pendukung yang bersifat sekunder sebab tanah merupakan benda netral, yang akan mempunyai makna ketika benda tersebut dihuni oleh manusia dengan cara hidup tertentu. Selain berfungsi sebagai ruang hidup, tanah juga merupakan tempat Allah menitip sebagian kekayaan-Nya yang menjadi sumber daya kehidupan manusia.
Kedua, jaringan sosial. Manusia sebagai individu hanya mempunyai efektifitas ketika ia terhubung dengan individu lainnya secara fungsional dalam suatu arah yang sama.
Itulah perangkat utama yang diberikan untuk menegakkan negara; sistem, manusia, tanah, dan jaringan sosial. Apabila ke dalam unsur-unsur utama itu kita masukkan unsur ilmu pengetahuan dan unsur kepemimpinan maka keempat unsur utama tersebut akan bersinergi dan tumbuh secara lebih cepat. Walaupun, secara implisit, sebenarnya unsur ilmu pengetahuan sudah masuk ke dalam sistem dan unsur kepemimpinan sudah masuk ke dalam unsur manusia.
Itulah semua yang dilakukan oleh Rasulullah SAW selama tiga belas tahun berdakwah dan membina sahabat-sahabatnya di Makkah; menyiapkan semua perangkat yang diperlukan dalam mendirikan sebuah negara yang kuat. Hasil dakwah dan pembinaan itulah yang kemudian tumpah ruah di Madinah dan mengkristal secara sangat cepat.
Begitulah transformasi itu terjadi. Ketika gerakan dakwah menemui kematangannya, ia menjelma jadi negara; ketika semua persyaratan dari sebuah negara kuat telah terpenuhi, negara itu tegak di atas bumi, tidak peduli di belahan bumi manapun ia tegak. Proses transformasi ini memang terjadi sangat cepat dan dalam skala yang sangat besar. Tapi, proses ini sekaligus mengajari kita dua hakikat besar: pertama, tentang hakikat dan tujuan dakwah serta strategi perubahan sosial. Kedua, tentang hakikat negara dan fungsinya.

Perubahan Sosial
Tujuan dakwah adalah mengejawantahkan kehendak-kehendak Allah SWT –yang kemudian kita sebut agama, tau syariah- dalam kehidupan manusia. Syariah itu sesungguhnya merupakan sistem kehidupan yang integral, sempurna, dan universal. Karena manusia yang akan melaksanakan dan mengoperasikan sistem tersebut maka manusia harus disiapkan untuk peran itu. Secara struktural, unit terkecil yang ada dalam masyarakat manusia adalah individu. Itulah sebabnya, perubahan sosial harus dimulai dari sana; membangun ulang susunan kepribadian individu, mulai dari cara berpikir hingga cara berperilaku. Setelah itu, individu-individu itu harus dihubungkan satu sama lain dalam suatu jaringan yang baru, dengan dasar ikatan kebersamaan yang baru, identitas kolektif yang baru, sistem distribusi sosial ekonomi politik yang juga baru.
Begitulah Rasulullah SAW memulai pekerjaannya. Beliau melakukan penetrasi ke dalam masyarakat Quraisy dan merekrut orang-orang terbaik di antara mereka. Menjelang hijrah ke Madinah, beliau juga merekrut orang-orang terbaik dari penduduk Yatsrib. Maka terbentuklah sebuah komunitas baru di mana Islam menjadi basis identitas mereka, aqidah menjadi dasar ikatan kebersamaan mereka, ukhuwah menjadi sistem jaringan mereka, dan keadilan menjadi prinsip distribusi sosial-ekonomi-politik mereka. Tapi, perubahan itu bermula dari sana; dari dalam individu, dari dalam pikiran, jiwa dan raganya.
Model perubahan sosial seperti itu mempunyai landasan pada sifat natural manusia, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Perubahan mendasar akan terjadi dalam diri individu jika ada perubahan mendasar pada pola pikirnya karena pikiran adalah akar perilaku. Masyarakat juga begitu. Ia akan berubah secara mendasar jika individu-individu dalam masyarakat itu berubah dalam jumlah yang relatif memadai. Tapi, model perubahan ini selalu gradual dan bertahap. Prosesnya lebih cenderung evolusioner, tapi dampaknya selalu bersifat revolusioner. Inilah makna firman Allah SWT “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d:11)
Fungsi Negara
Dalam konsep politik Islam, syariat atau kemudian kita sebut sistem atau hukum, adalah sesuatu yang sudah ada, given. Negara adalah institusi yang diperlukan untuk menerapkan sistem tersebut. Inilah perbedaan mendasar dengan negara sekuler, di mana sistem atau hukum mereka adalah hasil dari produk kesepakatan bersama karena hal tersebut sebelumnya tidak ada.
Sebagai institusi, bentuk negara selalu berubah mengikuti perubahan-perubahan struktur sosial dan budaya masyarakat manusia. Dari bentuk negara kerajaan, parlementer, hingga presidensiil. Skala negara juga berubah mengikuti perubahan struktur kekuatan antarnegara, dari imperium besar ke negara bangsa, dan barangkali, yang sekarang jadi mimpi pemerintahan George W. Bush junior di Amerika: negara dunia atau global state. Struktur etnis dan agama dalam sebuah negara juga bisa tunggal dan majemuk.
Oleh karena itu semua merupakan variabel yang terus berubah, dinamis, dan tidak statis, maka Islam tidak membuat batasan tertentu tentang negara. Bentuk boleh berubah, tapi fungsinya tetap sama; institusi yang mewadahi penerapan syariat Allah SWT. Itulah sebabnya bentuk negara dan pemerintahan dalam sejarah Islam telah mengalami berbagai perubahan; dari sistem khilafah ke kerajaan dan sekarang berbentuk negara bangsa dengan sistem yang beragam dari monarki, presidensiil, dan parlementer. Walaupun tentu saja ada bentuk yang lebih efektif menjalankan peran dan fungsi tersebut, yaitu sistem khilafah yang sebenarnya lebih mirip dengan konsep global state. Tapi, efektifitasnya tidaklah ditentukan semata oleh bentuk dan sistem pemerintahannya, tapi terutama oleh suprastrukturnya, yaitu manusia.
Namun demikian, kita akan melakukan kesalahan besar kalau kita menyederhanakan makna negara Islam dengan membatasinya hanya dengan pelaksanaan hukum, pidana dan perdata, serta etika sosial politik lainnya. Persepsi ini yang membuat negara Islam lebih berciri moral ketimbang ciri lainnya. Yang perlu ditegaskan adalah bahwa syariat Allah itu bertujuan memberikan kebahagiaan kepada manusia secara sepurna; tujuan hidup yang jelas, yaitu ibadah untuk mendapatkan ridha Allah SWT serta rasa aman dan kesejahteraan hidup.
Hukum-hukum Islam dalam bidang pidana dan perdata sebenarnya merupakan sub-sistem. Tapi, dampak penerapan syariah tersebut pada penciptaan keamanan dan kesejahteraan hanya dapat muncul di bawah sebuah pemerintahan yang kuat. Hal itu bertumpu pada manusia. Hanya “orang kuat yang baik” yang bisa memberikan keadilan dan menciptakan kesejahteraan, bukan orang yang baik. Bagaimanapun, hanya orang kuat dan baik yang dapat menerapkan sistem Allah secara sempurna. Inilah makna hadits Rasulullah SAW “laki-laki mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada laki-laki mukmin yang lemah.”

Alangkah dalamnya penghayatan Umar bin Khattab tentang masalah ini ketika berdoa, “Ya Allah lindungilah kami dari orang yang bertaqwa yang lemah dan tidak bertaqwa yang lemah dan tidak berdaya, dan lindungilah kami dari orang-orang jahat yang perkasa dan tangguh.”

Inilah sesungguhnya misi gerakan Islam: melahirkan orang-orang baik yang kuat atau orang-orang kuat yang baik. [Anis Matta]

Senin, 11 Maret 2013

PENGERINGAN PADI DENGAN ALAT BED DRYER DENGAN SUMBER PANAS PEMBAKARAN JERAMI



LATAR BELAKANG
Beras adalah makanan pokok penduduk Indonesia. Namun ironisnya Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang subur justru mengimpor beras dari negara lain. Salah satu penghambat produksi beras di Indonesia yaitu permasalahan pada proses pengeringan gabah. Selama ini para petani Indonesia hanya mengandalkan panas matahari untuk mengeringkan gabah hasil panennya sehingga pada saat musim hujan mereka mengalami kesulitan dalam proses pengeringannya. Penjemuran atau pengeringan gabah hasil panen merupakan cara untuk mencegah perusakan gabah atau turunnya mutu gabah/beras. Di lahan rawa pasang surut mengalami kesulitan bila panen terjadi pada musim hujan, dan dibarengi kondisi air tanah yang tinggi (lembab). Pengeringan menggunakan panas matahari membutuhkan waktu minimal 3 hari untuk mencapai kadar air minimal dalam gabah agar dapat digiling dengan sempurna sehingga jika hari hujan petani tidak dapat mengeringkan gabah mereka dan hal ini dapat menyebabkan gabah rusak yang pada akhirnya beras yang dihasilkan memiliki kualitas jelek.
Sebagai salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut, maka perlu dilakukan suatu alat pengering yang dapat membantu para petani dalam mengeringkan hasil pertanian, khususnya gabah. dalam kajian ini digunakan alat pengering yaitu Bed Dryer dengan sumber pembakaran berupa Jerami







TINJAUAN PUSTAKA

1.      Gabah
Gabah dari hasil panen atau yang dikenal dengan nama ”Gabah Kering Panen (GKP)” biasanya mempunyai kandungan air 18 – 25 %. Gabah harus memenuhi syarat kandungan air gabah agar gabah layak disimpan atau digiling, yaitu kandungan airnya sekitar 14%, sedangkan agar gabah dapat langsung digiling, kandungan airnya harus 12-13%. Gabah Kering Panen ini harus secepatnya dikeringkan karena jika tidak langsung dikeringkan, akan muncul permasalahan-permasalahan, yaitu akan terjadi kerusakan pada butir beras yang dihasilkan, ditandai dengan warna beras yang agak kecoklatan, menyebabkan harga jual rendah sehingga merugikan petani dan dengan kadar air tersebut gabah tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan.
Struktur butir gabah terdiri atas 3 (tiga) bagian utama yaitu antara lain:
1. Kulit atau sekam
Kulit padi lazimnya dinamakan sekam yaitu 23% dari bobot gabah, sedangkan butir biji/endosperma dan lembaga/embrio disebut beras.
2. Butir biji atau endosperma
Butir biji yaitu 77% dari berat gabah atau endosperma dibungkus kulit ari (yang hanya 3% dari bobot beras) terdiri dari lapisan terluar disebut perikarp, kemudian tegmen dan lapisan aleuron yang banyak mengandung protein. Terdapat 2 (dua) lapisan pada tegmen, yaitu spermoderma dan perisperma yang banyak mengandung lemak.
3. Lembaga atau embrio
Lembaga atau embrio yang bobotnya sekitar ± 2-3 % dari bobot butir terdiri dari bakal akar (radikel), bakal daun (plumul), tudung (skutelum) dan epiblas. Lembaga atau embrio banyak mengandung lemak dan protein

2.      Drying (Pengeringan)
Pengeringan merupakan proses pengurangan kadar air bahan hingga mencapai kadar air tertentu sehingga menghambat laju kerusakan bahan akibat aktifitas biologis dan kimia (Brooker et al.,2004). Dasar proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air bahan ke udara karena perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan. Agar suatu bahan dapat menjadi kering, maka udara harus memiliki kandungan uap air atau kelembaban yang relatif rendah dari bahan yang dikeringkan. Pada saat suatu bahan dikeringkan terjadi dua proses secara bersamaan, yaitu:
1. Perpindahan panas dari lingkungan untuk menguapkan air pada permukaan bahan.
2.Perpindahan massa (air) di dalam bahan akibat penguapan pada proses pertama.
Mekanisme pengeringan diterangkan melalui teori tekanan uap. Air yang diuapkan terdiri dari air bebas dan air terikat. Air bebas berada di permukaan dan yang pertama kali mengalami penguapan (Mujumdar dan Devahastin, 2002). Bila air permukaan telah habis, maka terjadi migrasi air dan uap air dari bagian dalam bahan secara difusi. Migrasi air dan uap terjadi karena perbedaan konsentrasi atau tekanan uap pada bagian dalam dan bagian luar bahan (Handerson dan Perry, 2003). Henderson dan Perry (2003) dan Broker et al.(2004) menyatakan bahwa proses pengeringan dapat dibagi dalam dua periode, yaitu periode laju pengeringan tetap dan laju pengeringan menurun. Mekanisme pengeringan pada laju pengeringan menurun meliputi dua proses yaitu pergerakan air dari dalam bahan ke permukaan bahan dan pengeluaran air dari permukaan air ke udara sekitarnya. Laju pengeringan menurun terjadi setelah laju pengeringan konstan dimana kadar air bahan lebih kecil dari pada kadar air kritis (Henderson dan Perry, 2003). Menurut Brooker et al., (2004), beberapa parameter yang mempengaruhi waktu yang dibutuhkan dalam proses pengeringan, antara lain:
1. Suhu Udara Pengering
Laju penguapan air bahan dalam pengering sangat ditentukan oleh kenaikan suhu. Bila suhu pengeringan dinaikkan maka panas yang dibutuhkan untuk penguapan air bahan menjadi berkurang. Suhu udara pengering berpengaruh terhadap lama pengeringan dan kualitas bahan hasil pengeringan. Makin tinggi suhu udara pengering maka proses pengeringan makin singkat. Biaya pengeringan dapat ditekan pada kapasitas yang besar jika digunakan pada suhu tinggi, selama suhu tersebut tidak sampai merusak bahan.
2. Kelembaban Relatif Udara Pengering
Kelembaban relatif udara adalah perbandingan massa uap air aktual pada volume yang diberikan dengan masa uap air saturasi pada temperatur yang sama. Kelembaban mutlak udara berpengaruh terhadap pemindahan cairan dari dalam ke permukaan bahan. Kelembaban relatif juga menentukan besarnya tingkat kemampuan udara pengering dalam menampung uap air di permukaan bahan. Semakin rendah RH udara pengering, makin cepat pula proses pengeringan yang terjadi, karena mampu menyerap dan menampung uap air lebih banyak dari pada udara dengan RH yang tinggi.
3. Kecepatan Udara Pengering
Pada proses pengeringan, udara berfungsi sebagai pembawa panas untuk menguapkan kandungan air pada bahan serta mengeluarkan uap air tersebut. Air dikeluarkan dari bahan dalam bentuk uap dan harus secepatnya dipindahkan dari bahan. Bila tidak segera dipindahkan maka air akan menjenuhkan atmosfer pada permukaan bahan, sehingga akan memperlambat pengeluaran air selanjutnya. Aliran udara yang cepat akan membawa uap air dari permukaan bahan dan mencegah uap air tersebut menjadi jenuh di permukann bahan. Semakin besar volume udara yang mengalir, maka semakin besar pula kemampuannya dalam membawa dan menampung air dari permukaan bahan.
4. Kadar Air Bahan
Pada proses pengeringan, sering dijumpai adanya variasi jumlah kadar air pada bahan. Yang mana variasi kadar air ini akan mempengaruhi lamanya proses pengeringan, sehingga perlu diketahui berapa persen kadar air pada bahan saat basah dan pada saat kering.

3.      Proses Pengeringan Gabah

1. Pemanenan
Panen dilakukan apabila butir padi telah cukup dianggap masak. Jika panen dilakukan terlalu awal dikhawatirkan diperoleh bulir muda, bulir hijau dan bulir kapur (yang tidak tahan simpan) serta rendemen beras rendah. Sebaliknya bila panen dilaksanakan terlalu tua mengakibatkan prosentase susut menjadi tinggi, karena gabah yang rontok akan lebih banyak. Panen yang tepat dapat ditentukan berdasarkan umur tanaman mulai dari fase pembungaan. Pemanenan dapat dilaksanakan pada saat umur tanaman antara 30-35 hari setelah berbunga merata. Panen pada periode ini menghasilkan bobot gabah bertambah, tetapi kualitas sering menurun. Sedangkan apabila dipanen pada umur 25-30 hari setelah berbunga merata akan menghasilkan prosentase beras kepala bertambah tetapi ada kemungkinan produksi menurun. Pemanenan yang tepat dapat dilaksanakan pada kadar air padi/gabah berkisar diantara 23-27% atau apabila 80% bulir berwarna kuning dari ujung malai. Panen padi dapat dilaksanakan dengan cara memotong pangkal (tangkai) malai, maupun dengan cara membabat pangkal tanaman. Pembabatan batang dilaksanakan pada ukuran ± 10 cm di atas permukaan tanah dengan sabit biasa atau sabit bergerigi. Penggunaan sabit bergerigi lebih dianjurkan karena praktis dan lebih mudah penggunaannya. Setelah dibabat, batang padi ditumpuk di atas tanah yang kering dekat dengan lokasi perontokan. Untuk mengurangi susut gabah akibat tercecer maka penggunaan alas bagi penumpukan gabah sangatlah dianjurkan. Cara tradisional lain dalam pemanenan padi adalah dengan cara “potong atas” menggunakan alat ani-ani atau ketam. Pemanenan cara ini dilakukan pada tanaman padi yang batangnya tinggi, sehingga gabah hasil panen dapat langsung ditaruh dalam wadah. Pemanenan yang lebih maju dapat dilakukan dengan menggunakan alat panen seperti reaper, combine reaper dan lain sebagainya.

2. Perontokan
Terdapat 2 (dua) cara perontokan yang biasa dilakukan petani :
a. Perontokan secara tradisional yang dilakukan dengan cara diinjak- injak/diiles, dihempas atau dipukul pada bambu atau kayu yang telah dipersiapkan sebelumnya.
b. Perontokan dengan cara moderen dan praktis yaitu dengan menggunakan mesin perontok atau thresher baik yang digerakkan dengan kaki/tangan maupun yang digerakkan dengan motor (power thresher). Perontokan gabah sebaiknya dilaksanakan langsung di sawah karena selain dapat memperkecil kehilangan hasil panen akibat pengangkutan juga agar jerami sisa perontokan dapat dikembalikan lagi ke sawah sebagai bahan dasar pupuk organik.





Beberapa hal penting yang harus menjadi perhatian dalam
perontokan gabah, antara lain sebagai berikut :
a.       Dalam perontokan hendaknya memperhatikan arah angin sehingga kotoran yang lebih ringan dari gabah akan langsung terpisah terbawa hembusan angin.
b.      Perontokan dengan cara dihempas atau dipukul pada balok kayu atau bambu perlu menggunakan alas lebih luas agar gabah yang terpelanting dapat ditampung dengan mudah.
c.       Tempat perontokan sebaiknya diberi alas plastik atau tikar, anyaman bambu atau alas lain seperti lantai semen yang rata untuk mengurangi gabah yang hilang karena tercecer.
d.      Perontokan sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah panen, hal ini untuk menghindari timbulnya proses fermentasi yang akan menimbulkan butir kuning.
3. Pembersihan
Pembersihan gabah selain bertujuan untuk menghilangkan butir hampa, kotoran dan benda asing lainnya juga mempertinggi nilai jual per satuan bobot, mempertinggi efisiensi pengeringan dan pengolahan hasil serta akan memperpanjang daya simpan (menekan serangan hama gudang). Berbagai kotoran yang biasanya terikut pada hasil perontokan antara lain potongan merang (tangkai padi), gabah hampa, tanah, pasir, potongan malai atau jaba, potongan daun atau bagian tanaman lainnya. Terdapat tiga (3) cara pembersihan gabah yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut :
a. Cara tradisional yaitu ditampi menggunakan nyiru atau dengan mesin penampi tanpa
motor. Cara ini akan memberikan hasil yang baik dan bersih namun kurang efektif jika digunakan dalam skala besar.
b. Diayak dengan menggunakan saringan atau ayakan. Cara inipun masih merupakan cara tradisional yang digunakan untuk skala rumah tangga.
c. Pembersihan dengan power blower yaitu peniupan dengan mesin penampi bermotor yang memungkinkan pembersihan padi dalam skala besar Prinsip kerja power blower ini didasarkan pada perbedaan bobot bahan, yaitu kotoran yang lebih ringan dari gabah akan terbawa dan terpisah oleh hembusan angin. Pembersihan menggunakan hembusan angin disebut juga sebagai proses wind-owing. Power blower ini membersihkan gabah hasil perontokan karena mesin ini dilengkapi dengan mesin penampi bermotor sebagai penampi mekanis. Namun apabila masih terdapat kotoran agak berat yang berupa batu kecil, kerikil maupun tanah yang tidak memungkinkan dipisahkan melalui penampilan, maka perlu diambil dan dibuang secara manual atau dengan alat pembersih lebih maju seperti cleaner yang dirangkaikan dengan alat pengering.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembersihan:
a.       selama pembersihan harus digunakan alas secukupnya sehingga akan memperkecil kehilangan akibat tercecer.
b.      pembersihan yang dilakukan setelah kegiatan perontokan padi dapat mempercepat pewadahan dan pengangkutan, namun efektivitas pembersihan relatif lebih baik apabila gabah dan kotorannya telah kering.
c.       pembersihan gabah harus diulang sesudah gabah dikeringkan sehingga kadar hampa dan kotoran minimum.

4. Pewadahan dan Pemindahan
Gabah yang telah dirontokkan hendaknya segera diwadahkan dan dipindahkan ke tempat yang lebih aman. Gabah yang akan dipindah harus dikemas ke dalam goni / karung atau wadah lain agar gabah tidak tercecer. Pemindahan harus dilakukan sesegera mungkin agar terhindar penumpukan gabah yang terlalu lama dalam kondisi basah. Kondisi gabah yang basah memungkinkan tumbuh dan berkembang biaknya jamur atau cendawan secara cepat. Pemindahan gabah dapat dilakukan dengan menggunakan peralatan dari yang sederhana seperti keranjang, pikulan, sepeda, gerobak; sampai peralatan yang moderen seperti mobil. Selama proses pemindahan sebaiknya dihindarkan dari kerusakan mekanis, tercecer, pengotoran dan aman dari tangan-tangan jahil selama pemindahan. Perlu juga diperhatikan dan disiapkan tempat penampungan hasil panen yang masih basah. Usahakan agar gabah basah dapat segera dijemur atau diangin-anginkan untuk menghindari proses fermentasi akibat penumpukan yang menimbulkan suhu panas. Proses pemanasan terjadi karena adanya akumulasi kalor hasil fermentasi gabah basah yang ditumpuk, sehingga makin merusak gabah bersangkutan. Agar supaya akumulasi kalor tidak terjadi maka usahakan gabah basah memperoleh aerasi (aliran udara yang cukup).

4.      Jerami
Indonesia adalah Negara agraris yang masyarakatnya hidup di bidang pertanian. salah satunya pertanian padi. Sepanjang tahun produksi padi menghasilkan limbah berupa jerami padi dalam jumlah yang besar. Jumlahnya sekitar 20 juta per tahun. Menurut data BPS tahun 2006, luas sawah di Indonesia adalah 11,9 juta ha. Produksi per hektar sawah bisa mencapai 12-15 ton bahan kering setiap kali panen, tergantung lokasi dan varientasi tanaman. Selain itu unsur hara dan kompenen yang terkandung di dalam jerami itu juga sangat luar biasa.
Menurut penelitian ketika kita memanen padi 5 ton gabah kering dari 1 ha sawah maka kita telah kehilangan unsur hara 150 kg N, 20 Kg P, 150 Kg K dan 20 Kg S yang terbawa oleh hasil panen kita. Dari hasil panen 5 ton gabah kering tersebut biasanya akan dihasilkan 7,5 ton jerami. Di Indonesia rata-rata kandungan unsur hara yang terkandung dalam jerami adalah 0,4 % N, 0,02 % P, 1,4 % K dan 5,6 % Si. Dan yang perlu diketahui adalah ketika kita memanen padi 5 ton/ha akan dihasilkan jerami sebanyak 7 ton yang mengandung 45 kg N, 10 Kg P, 125 Kg K, 10 Kg S, 350 Kg Si, 30 Kg Ca 10 Kg Mg. sedangkan untuk kompenennya sendiri terdiri dari 39% selulosa, 27% hemiselulosa, 12% legini, 11% abu.
Pembakaran jerami oleh petani. secara tak langsung mengembalikan unsur hara jerami ke dalam tanah, membunuh bakteri patogen yang ada dalam tanah, dan ikut mengurangi gulma yang ada di lahan pertanian. Hasil pembakaran jerami berupa selulosa akan lebih cepat diserap tanah dalam kondisi abu karena kandungan protein dan karbonnya sudah terpecah. Dengan demikian tanpa disadari pembakaran jerami juga menguntungkan tanah secara tak langsung.